news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Balik Penemuan Sepeda, Ternyata Diciptakan karena Letusan Gunung Tambora

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 Desember 2020 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Gunung Tambora. Dok: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Gunung Tambora. Dok: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Pada 10 April 1815, sekitar 205 tahun lalu, letusan Gunung Api Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelegar ke seluruh dunia. Letusan itu menyebabkan hujan abu vulkanik sejauh 1.300 kilometer dari sumbernya.
ADVERTISEMENT
Dampak erupsi bahkan meluas ke belahan dunia bagian Utara. Awan abu dan sulfur dioksida menutupi hampir seluruh Eropa dan menyebabkan tahun tanpa musim panas pada 1816.
Sepanjang tahun menjadi sangat dingin; terjadi gagal panen dan kelaparan massal. Orang-orang terpaksa menyembelih kuda karena bahan pakannya yang sedikit dan untuk menanggulangi kelaparan.
Di antara banyaknya keputusasaan, kondisi ini justru mendorong kreativitas seorang pria asal Karlsruhe, Jerman, Baron Karl Von Drais, menciptakan Laufmachine; cikal bakal sepeda yang kini jadi tren transportasi ramah lingkungan.
Suatu pagi, Karl Drais membutuhkan transportasi untuk bepergian, namun ia tidak bisa menggunakan kudanya yang sedang sakit. Ia pun memutar otak agar bisa lebih cepat di perjalanan tanpa harus berjalan kaki.
Foto: Bentuk asli sepeda pertama temuan Baron Karl Von Drais. Dok: Wikimedia Commons.
Akhirnya terlintas di pikirannya membuat kendaraan yang mekanismenya mirip seperti kuda; ditunggangi dan mengandalkan keseimbangan. Ia menghabiskan waktunya berjam-jam untuk menciptakan prototipe sepeda sederhana.
ADVERTISEMENT
Sepeda sederhana itu memiliki dua roda, setang untuk berbelok, sadel untuk duduk, dan sebuah penopang dada. Namun bahannya memakai kayu dan didorong dengan kaki, bukan pedal kayuh.
Dengan Laufmachine, Karl Drais bisa menempuh perjalanan sejauh 4,5 kilometer dari Mannheim ke Schwetzinger Relaishaus dalam waktu satu jam dan bisa mengemat waktu daripada berjalan kaki.
Foto: Ilustrasi Karl Drais dan Laufmachine miliknya. Dok: Wikimedia Commons.
Ia mulai memperkenalkan sepeda pertama di dunia itu ke koran di Mannheim, Jerman pada 12 Juni 1817. Pada 12 Januari 1818, penemuannya dipatenkan.
Namun, orang-orang saat itu tidak merasa nyaman mengendarainya karena tidak memiliki suspensi dan sulit melewati tanjakan. Terlebih kondisi jalan-jalan di Eropa saat itu terbilang buruk dan tak beraspal.
Karl Drais meninggal pada 1851 tanpa mendapat keuntungan dari penemuannya. Meski begitu, Laufmachine, jadi pijakan bagi pengembangan teknologi sepeda dan motor di masa selanjutnya.
Foto: Ilustrasi sistem penggerak Laufmachine yang tidak memiliki pedal kayuh seperti sepeda sekarang. Dok: Wikimedia Commons
**
ADVERTISEMENT
Referensi: