Konten dari Pengguna

Dinasti Thuluniyah, Pembangun Peradaban Tinggi Islam di Mesir

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
11 Juni 2018 14:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dinasti Thuluniyah (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dinasti Thuluniyah (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinasti Thuluniyah adalah dinasti kecil pertama di Mesir yang mendapatkan hak otonom dari pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Thuluniyah didirikan oleh Ahmad bin Thulun, seorang budak dari Asia Tengah yang dikirim oleh Panglima Thahir bin Al-Husain ke Baghdad sebagai persembahan untuk Khalifah Al-Makmun. Di Baghdad, Ahmad bin Thulun diangkat menjadi kepala pegawai istana.
ADVERTISEMENT
Ahmad bin Thulun dikenal sebagai sosok yang gagah berani di medan perang, tetapi tetap dermawan, serta seorang Hafidz, ahli sastra, dan ahli syariat. Ahmad bin Thulun kemudian diutus ke Mesir sebagai wakil Dinasti Abbasiyah. Lalu dalam perkembangannya, ia naik tahta menjadi gubernur yang wilayah kekuasaannya hingga ke Palestina dan Suriah.
Pada masa Khalifah Al-Mu’taz, terjadi distabilitas politik di wilayah kekuasaan Abbasiyah. Hal itu lantas dimanfaatkan oleh Ahmad bin Thulun untuk mendeklarasikan kemerdekaan wilayah yang dipimpinnya. Akhirnya terbentuklah Dinasti Thuluniyah, yang wilayah kekuasaannya mencakup Mesir, Palestina, Siria, dan Hijaz.
Meskipun telah membentuk kekuasaannya secara independen, Dinasti Thuluniyah tetap berhubungan baik dengan pemerintahan pusat Dinasti Abbasiyah. Setiap tahunnya, Dinasti Thuluniyah membayar pajak kepada Dinasti Abbasiyah sebanyak 300.000 dinar.
ADVERTISEMENT
Posisi Ahmad bin Thulun yang semakin kuat, membuat salah seorang kerabat khalifah, yaitu Al-Muwaffaq, merencanakan penyerangan terhadap Dinasti Thuluniyah, dengan cara memengaruhi khalifah Al-Mu’tamid. Ia merasa iri dengan keberhasilan Ahmad bin Thulun. Tetapi rencana tersebut gagal dilaksanakan karena Dinasti Thuluniyah memiliki pasukan yang tangguh dan terlatih, sehingga pasukan khalifah berhasil dihalau.
Setelah kejadian penyerangan itu, Ahmad bin Thulun menderita sakit hingga akhirnya wafat pada usia 50 tahun. Kekuasaannya kemudian digantikan oleh putranya, Al-Khumarwaihi. Pada masa pemerintahan Al-Khumarwaihi, Dinasti Thuluniyah berada pada masa kejayannya. Ketika itu, Khalifah Al-Mu’tamid terpaksa menyerahkan wilayah Mesir, Siria, Aljazair, dan gunung Tauruts, kepada pemerintahan Thuluniyah.
Pada masa ini pun berbagai prestasi telah diukirkan oleh Dinasti Thuluniyah, salah satunya kemajuan di bidang seni dan sastra. Pada bidang seni, telah dibangun sebuah masjid yang sangat megah, bernama masjid Ahmad bin Thulun. Keistimewaan masjid itu terletak pada menaranya yang sangat indah dan megah.
ADVERTISEMENT
Selain masjid, dibangun juga sebuah bangunan istana bernama Istana Al-Khumarwaihi. Salah satu bagian istana seluruh dindingnya dibangun berlapiskan emas dan dihiasi ukiran yang sangat indah. Istana Al-Khumarwaihi dibangun di tengah-tengah kebun yang sangat indah.
Prestasi lainnya ada pada bidang militer, Dinasti Thulunuyah mempunyai 100.000 prajurit yang sangat terlatih dan cakap dalam berperang. Para pasukan berasal dari wilayah Turki dan budak dari Afrika. Dinasti Thuluniyah membangun benteng-benteng pertahanan yang sangat kokoh di setiap wilayah kekuasaannya. Pada masa itu juga dibangun banyak irigasi untuk menunjang pertanian yang terletak di lembah sungai Nil.
Setelah Al-Khumarwaihi wafat, terlihat adanya tanda-tanda kemunduran dari Dinasti Thuluniyah. Hingga pada masa pemerintahan terakhir, di bawah pimpinan Saiban bin Ahmad bin Thulun, muncul banyak sekte keagamaan yang berpusat di Gunung Siria. Kemunculan sekte keagamaan, yang dapat berujung pada pemberontakan itu, tidak dapat dikendalikan oleh Saiban.
ADVERTISEMENT
Ditambah datangnya serangan dari pasukan Dinasti Abbasiyah untuk menaklukan Dinasti Thuluniyah. Karena kekuatannya telah melemah, akhirnya Dinasti Thuluniyah berhasil ditaklukan.
Sumber: Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia
Foto: yandex.com
Dinasti Thuluniyah, Pembangun Peradaban Tinggi Islam di Mesir (1)
zoom-in-whitePerbesar