Epic of Gilgamesh, Karya Tulis Tertua di Dunia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
12 Juli 2018 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Epic of Gilgamesh (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Epic of Gilgamesh (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Epic of Gilgamesh diperkirakan mulai dikerjakan pada kurang lebih 4.000 tahun silam. Epic of Gilgamesh diketahui tidak ditulis oleh satu orang pengarang, melainkan oleh banyak orang yang dikumpulkan menjadi kumpulan narasi lisan dan teks tertulis, yang dikerjakan dalam rentang waktu 1.000 tahun lebih. Epic of Gilgamesh diyakini sebagai karya tulis tertua dari karya-karya lainnya di dunia.
ADVERTISEMENT
Epic of Gilgamesh berisi kisah-kisah dan mitos mengenai Gilgamesh, seorang raja dari Babilonia. Gilgamesh memerintah sekitar tahun 2.700 SM di sebuah kerajaan yang terletak di wilayah sepanjang Sungai Eufrat, yang kini menjadi wilayah Irak.
Narasi lisan pertama muncul pada masa kekuasaan Gilgamesh. Kisah-kisahnya diukir pada sebuah batu tulis, yang menggunakan bahasa Sumeria, sekitar tahun 2.000 SM. Kisah-kisah itu kemudian digabungkan bersama dongeng, dan menjadi sebuah teks panjang.
Epic of Gilgamesh menggambarkan seorang raja yang tidak ingin mati. Ia dilukiskan sebagai sosok manusia setengah dewa, yang melakukan perjalanan untuk mencari kehidupan yang abadi. Gilgamesh masuk ke sebuah tempat, yang diyakini sebagai neraka.
Untuk bisa mendapatkan benda, yang mampu membuatnya tidak pernah mati, Gilgamesh harus menghadapi berabagai tantangan. Namun usahanya itu sia-sia setelah seekor ular mencuri benda yang diinginkannya itu. Akhirnya Gilgamesh kembali ke kerajaannya dengan tangan kosong.
ADVERTISEMENT
Meski pulang dengan tangan kosong, pengalamannya itu membuat Gilgamesh berubah, dari sosok raja kejam menjadi raja yang sangat bijaksana dan baik. Ia banyak membangun pertahanan agar dapat melindungi kerajaan dan rakyatnya dari serangan musuh.
Gilgamesh pun mengajarkan peradaban kepada rakyatnya agar mereka dapat memahami tulisan. Ia memang tidak berhasil memperoleh keabadian hidup, tetapi ia mempu belajar menjadi seorang penguasa yang adil dan bijak.
Epic of Gilgamesh tidak dikenal di dunia barat, sampai pada akhirnya seorang arkeolog menemukan sejumlah batu tulis dengan bahasa Akaida, bahasa bangsa Babilonia Kuno, pada 1872. Dalam batu tulis itu dikisahkan mengenai peristiwa munculnya air bah di wilayah Babilonia. Epic of Gilgamesh akhirnya diterbitkan pada 1891 dan 1930. Karya tulis itu lalu dikembangkan, setelah ditemukan kisah-kisah baru, hingga akhirnya diterbitkan pada 1999.
ADVERTISEMENT
Sumber: Raftery, Miriam. 2008. 100 Buku Paling Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma