Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Es Krim: Si Dingin Kegemaran Masyarakat Jakarta Sejak Masa Kolonial
25 September 2017 22:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Es krim yang dibawa orang Eropa amat digemari, khususnya masyarakat Jakarta.
ADVERTISEMENT
Es krim merupakan salah satu makanan yang juga dibawa oleh orang Eropa ke Indonesia, rasanya yang dingin dan enak tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa di terima oleh lidah orang Indonesia, apalagi iklim di negara ini yang tropis dan panas.
Sampai pada 1950-an, masih terdapat penjaja es krim di Jakarta yang menggunakan gerobak ditarik oleh kuda hias, model sirkus Gipsy yang penjualnya mengenakan jas panjang (tuxedo) dan topi tinggi. Selain itu, juga masih banyak terdapat penjaja es krim menggunakan pikulan,.
Es krim merek Baltik merupakan es krim legendaris pada masanya. Ada tiga toko es krim yang terkenal di Jakarta saat itu, yaitu Sweet Corner yang terletak di Jalan Pintu Air, kedua ada es krim Italy yang terletak di bilangan Pintu Air, dan yang ketiga, es krim Ragusa yang berlokasi di Pasar Baru.
ADVERTISEMENT
Pada masanya es krim kemudian berkembang macamnya, dari mulai es lilin celup, es mambo yang terkenal pada era 70-an, tak lupa ada juga es krim mong-mong karena menggunakan kemongan kecil untuk memanggil pembelinya. Es campur dulu banyak di jual oleh rumah makan Cina, dengan sebuatan sebagai es Shanghai, lama kelamaan menjadi es teler.
Meski sekarang ini sudah banyak berbagai merk es krim keluaran luar negeri yang dengan mudah dapat di beli di mall atau toko serba ada, namun es krim zaman dulu tetap mempunyai nostalgia sendiri, dengan ciri khas penjualnya yang masih konvensional.
Sumber : Alkatiri, Zeffry. 2010. Pasar Gambir, Komik Cina dan Es Shanghai: Sisik Melik Jakarta 1970-an. Jakarta:Masup Jakarta
ADVERTISEMENT