Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Faktor Pemicu Lahirnya Revolusi Prancis
4 Juli 2018 20:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Revolusi Prancis merupakan salah satu rangkaian peristiwa penting yang mampu mengubah sejarah politik pemerintahan di dunia. Peristiwa inilah yang nantinya menjadi dasar hancurnya praktik monarki absolut yang banyak diterapkan pemerintahan-pemerintahan kala itu.
ADVERTISEMENT
Semangat Revolusi Prancis berhasil mengubah cara pandang masyarakat umum tentang politik, ekonomi, sosial, dan budaya pada sebuah negara.
Peristiwa Revolusi Prancis sebenarnya tidak terjadi begitu saja, terdapat rangkaian peristiwa yang telah berlangsung selama beberapa periode, yang memicu tumbuhnya semangat revolusi di kalangan masyarakat Prancis.
Kaum bangsawan kerajaan di Prancis kala itu memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perpolitikan Prancis. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh kerajaan dapat ditentukan oleh kaum bangsawan. Maka tidak heran jika banyak kebijakan di Prancis yang hanya menguntungkan kaum bangsawan saja.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pemilihan pejabat pemerintahan ditentukan melalui garis kebangsawanannya, sehingga sering kali ditemukan pejabat pemerintah yang tidak berkompeten di bidangnya, yang justru menghancurkan sistem pemerintahan di Prancis. Hal itu diperparah dengan praktik korupsi oleh para penguasa di segala bidang.
Ketika peristiwa Revolusi Prancis meletus, pemerintahan di Prancis sedang dipegang oleh Raja Louis XVI, yang terkenal sangat kejam. Ia tidak segan-segan menghabisi siapa saja yang menentang kekuasaannya. Bahkan, Louis XVI membuat penjara khusus bagi para penentang raja, yang memiliki penjagaan sangat ketat bernama Penjara Bastille.
Dalam praktik hukum, raja Louis XVI sangatlah semena-mena. Ia sering kali memenjarakan seseorang karena alasan pribadi, tanpa ada bukti kejahatan apapun. Kesombongannya itu tergambar dalam semboyan yang dibuatnya, yaitu “I’etat c’est moi”, yang secara harfiah berarti “Negara adalah saya”.
ADVERTISEMENT

Kehidupan masyarakat golongan atas di kerajaan Prancis sangatlah mewah, bahkan permaisuri Kerajaan Prancis, Marie Antoniette, mendapat julukan sebagai “Madamme Deficit”, akibat kehidupan mewahnya yang berakibat pada defisitnya kas negara. Utang Kerajaan Prancis warisan dari periode Louis XIV dan Louis V pun menjadi faktor kesengsaraan yang dirasakan oleh masyarakat Prancis kala itu.
Para pejabat pemerintah yang tidak kompeten itu lantas membuat cara instan untuk menutupi masalah ekonomi mereka, yaitu menerapkan pajak yang sangat tinggi kepada masyarakat kelas bawah.
Faktor yang tidak kalah penting sebelum terjadinya Revolusi Prancis, munculnya paham-paham baru dari para kaum intelektual yang ditawarkan kepada masyarakat. Setidaknya ada tiga tulisan dari kaum intelektual, yang cukup populer memberikan perubahan pandangan masyarakat Prancis.
ADVERTISEMENT
Pertama, karya John Locke berjudul “Two Treaties of Government”, yang berisi tentang paham kedaulatan rakyat.
Kedua, karya Montesquieu berjudul “L’es prit des Lois”, yang berisi tentang sistem pemerintahan Trias Politika (Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif). Ketiga, karya J.J. Rousseau berjudul “Du Contract Social”, yang berisi tentang kodrat manusia yang merdeka.
Sumber: Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta: Brilliant Book.
Foto: thoughtco.com