Konten dari Pengguna

Film Horor Pertama Indonesia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
14 September 2017 21:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film Horor Pertama Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Indonesia Film Center
Dunia perfilman yang menampilkan sisi ke-‘pribumian’ sudah ada sejak 1926, dimana dalam film tersebut bercerita tentang Loetoeng Kasaroeng, sebuah legenda rakyat Jawa Barat besutan Heuveldorp dan G.Krugers.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 1930-an perkembangan film di Hindia-Belanda terus berkembang dalam usahanya mencuri perhatian penonton. Cino Miotion Picture, perusahaan film besutan peranakan Tionghoa bernama The Teng Chun, mulai menggarap film-film siluman pertama yang bercerita mengenai siluman adalah Ouw Phe Tjoa (Ular Hitam dan Putih) (1934), yang diambil dari cerita Tiongkok terkenal.
Keberhasilan film ini tidak hanya bisa dilihat dari Hindia Belanda saja, tetapi juga berhasil tembus pasar film Singapura dengan “100% bitjara Melajoe”. Selain itu karya-karya mereka selanutnya adalah Ti Pat Kai Kawin (Siloeman Babi Perang Siloeman Monjet) tahun 1935 dan Anaknja Siloeman Oeler Poeti (1936).
Pada 1941, The Teng Chun membuat Tengkorak Hidoep yang mengisahkan petualangan ke pulau angker bernama pulau Mustika, yang menceritakan para tokohnya yang melakukan perjalanannya ke sebuah pulau, dan dihantui.
ADVERTISEMENT
Tengkorak Hidoep banyak disebut-sebut sebagai film horor Indonesia pertama. Dari catatan Tempo, film ini terpengaruh petualangan eksotis ke rimba belantara ala film Tarzan dengan bintangnya yang populer saat itu. Kisah ekspedisi ke pulau Mustika ini akhirnya menemui suku liar yang tetuanya bisa menjelma jadi jerangkong.
Namun sayangnya film yang tergolong psychological horror ini tak sesuai dengan harapan dalam hal penjualan, sehingga film ini seokah terlupakan. Baru pada 1971, munculah film genre horor berjudul “Lisa” kemudian menyusul film Beranak Dalam Kubur yang menjual iblis yang bangkit dari kubur demi membalas dendam pada kakak yang membunuhnya untuk menguasai perkebunan milik keluarga.
Beranak Dalam Kubur merupakan film horor yang menjual arwah/setan gentayangan membalas dendam. Sub-genre horor macam ini, kemudian mulai menjamur dalam perkembangan dunia perfilman tanah air saat itu.
ADVERTISEMENT
Referensi : Biran, Misbach Yusa. 2009. Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa. Jakarta : Komunitas Bambu.