Konten dari Pengguna

Filosofi Budaya 'Nginang'

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
18 Februari 2017 8:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain keberadaannya yang sudah ada dan berkembang bahkan sebelum abad ke-13, tidak hanya asal mencampurkan bahan lalu dikunyah, budaya nginang ini juga ternyata mempunyai filosofi sendiri pada setiap campuran bahan yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Sirih, dipercaya melambangkan sifat rendah hati, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para, batang pohon sakat atau batang pohon api-api tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Kapur melambangkan hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah.
Gambir adalah tumbuhan yang terdapat di Asia Tenggara, Daunnya berbentuk bujur telur atau lonjong, dan permukaannya licin. Bunga gambir berwarna kelabu. Gambir juga dimanfaatkan sebagai obat, antara lain untuk mencuci luka bakar dan kudis, mencegah penyakit diare dan disentri, serta sebagai pelembap dan menyembuhkan luka di kerongkongan. Gambir memiliki rasa sedikit pahit, melambangkan keteguhan hati. Makna ini diperoleh dari warna daun gambir yang kekuning-kuningan serta memerlukan suatu pemrosesan tertentu untuk memperoleh sarinya, sebelum bisa dimakan. Dimaknai bahwa jika mencita-citakan sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
ADVERTISEMENT
Dengan memakan serangkai pinang sirih dan kapur ini, merupakan simbol dari harapan untuk menjadi manusia yang selalu rendah hati dan meneduhkan layaknya sirih. Hati bersih, tulus tapi agresif seperti kapur. Jujur, lurus hati dan bersungguh-sungguh layaknya pohon pinang. Dan jika ditambah gambir berarti sabar dan hati yang teguh bak sang gambir. kesemuanya harus di racik menjadi satu kesatuan yang pas,harus benar benar di campur dengan tepat untuk menghasilkan citarasa yang enak.
Sumber Foto : satujam.com