Galileo Galilei, Pilar Ilmu Pengetahuan Modern

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
20 Januari 2021 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Galileo Galilei. | newscience
zoom-in-whitePerbesar
Galileo Galilei. | newscience
ADVERTISEMENT
Galileo Galilei dilahirkan di Kota Pisa pada 1564. Ia mengenyam pendidikan tinggi dengan belajar di Universitas Pisa, tetapi dikeluarkan karena masalah keuangan keluarganya. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan sebuah fakultas di Universitas Padua, dan menetap di sana hingga tahun 1610. Di usianya yang ke 40 tahun inilah sebagaian besar temuannya di berbagai disiplin ilmu dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sumbangan Galileo terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sudah sangat diakui oleh para ilmuwan. Beberapa penemuan-penemuan ilmiahnya, seperti hukum inersia, penemuan teleskop, berbagai pengamatan di bidang astronomi, dan pembuktian hipotesis Copernicus, menjadikan Galileo sebagai salah satu ilmuwan yang sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan modern saat ini.
Teleskop "cannocchiali" Galileo di Museum Galileo, di Florence, Italia. | Wikimedia Commons
Namun, sumbangan terbesar Galileo adalah peranannya dalam mengembangkan metodologi ilmu pengetahuan yang menjadikannya sebagai pilar ilmu pengentahuan modern.
Kebanyakan filsuf-filsuf alam sebelum Galileo, dalam melakukan percobaan-percobaan ilmiahnya membuat pengamatan kualitatif dan mengategorisasi fenomena, yang didasari atas metode Aristoles. Tetapi Galileo tidak melakukan hal itu, ia membuat pengamatan secara kuantitatif dan mengukur fenomena yang terjadi melalui anka-angka. Sejak saat itu penggunaan metode kuantitatif pada pengukuran yang teliti menjadi syarat dasar dalam penelitian ilmiah.
ADVERTISEMENT
Galileo dapat dikatakan sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam munculnya sikap empiris ketika melakukan penelitian ilmiah. Menurutnya penelitian harus dilakukan atas dasar pengalaman dengan melakukan berbagai percobaan langsung.
Fase Venus, diamati oleh Galileo pada tahun 1610. | Wikimedia Commons
Galileo menolak metode-metode penelitian yang berdasar pada otoritas gereja ataupun penilaian filsuf-filsuf sebelumnya ketika memecahkan berbagai persoalan ilmiah. Ia juga sangat menolak kesimpulan yang tidak didasarkan pada fondasi eksperimen yang sesuai proses ilmiah. Cara pandang Galileo terhadap keilmuan yang ilmiah tidak berdasar pada hal yang mistis, atau tidak masuk akal.
Temuan Galileo yang paling terkenal adalah di bidang astronomi, terutama dalam memecahkan hipotesis Copernicus. Teori astronomi ketika awal abad ke-16 sedang bergejolak, setelah pengikut teori Heliosentris Copernicus menentang teori Geosentris yang sudah ada sebelumnya. Tahun 1604, Copernicus mengumumkan kebenaran dari teorinya, tetapi ia tidak punya bukti ilmiah untuk menguatkan hipotesisnya itu. Galileo kemudian membuat sebuah teleskop untuk melakukan berbagai pengamatan langit, termasuk membuktikan teori Copernicus.
ADVERTISEMENT
Pengamatan yang dilakukan oleh Galileo menghasilkan berbagai penemuan penting, seperti permukaan bulan yang ternyata berkawah dan memiliki serangkaian pegunungan tinggi. Selain itu ia menyimpulkan penemuan bahwa benda-benda langit tidaklah halus, tetapi memiliki berbagai bentuk yang berbeda di permukaannya. Bukti lainnya, ia menemukan empat buah bulan yang mengelilingi Jupiter.
Kompas geometris dan militer Galileo, diperkirakan telah dibuat c. 1604 oleh pembuat instrumen pribadinya Marc'Antonio Mazzoleni. | Wikimedia Commons
Dari situ ia membuat hipotesis bahwa benda angkasa dapat berputar mengelilingi sebuah planet selain bumi. Sehingga teori Heliosentris Copernicus dapat dipertanggungjawabkan melalui pengamatan Galileo tersebut. Namun, Galileo dianggap menentang gereja karena mendukung teori Copernicus sehingga ia pun dipenjara dengan tuduhan penentangan terhadap gereja.
***
Referensi: