Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Gaya Busana Yunani Klasik (Bagian I)
9 April 2017 21:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu pusat peradaban kuno, kebudayaan yang dihasilkan masyarakat Yunani disebut sebagai gaya Hellenistic atau Hellenisme. Ciri khas kebudayaan hellas yang banyak berasimilasi dengan Mesir menciptakan pakaian yang dipakai oleh orang-orang Yunani Kuno memilki ciri khas-nya sendiri, meski pada masa Yunani Kuno, pengaruh Mesir masih sangat kental ini terlihat dari berbagai kostum yang dikenakan seperti : kaftan, tunik, rompi, lilitan pinggul yang juga banyak digunakan masyarakat Mesir, namun hal tersebut berbeda ketika memasuki periode Klasik.
ADVERTISEMENT
Dalam Periode Klasik penampilan orang Yunani mengalami perubahan, bahan dengan motif kotak, motif papan catur dan motif lain mulai ditinggalkan. Kain polos yang supel, yang dihiasi dengan taburan sulaman motif kecil atau sulaman pada pinggiran kain, berwarna putih broken white, kuning telur, biru langit, terra cotta, hijau jeruk nipis atau coklat tanah menjadi pilihan utama.
Ornamen dalam baju yang diciptakan pada masa Klasik diantaranya adalah motif meander, akhantus, dan palmet. Sementara kaftan, rompi, sarung pinggung sudah tidak digunakan, dan berganti menjadi aneka busana deraperi dan lilitan yang masing-masing memiliki gaya tersendiri. Gaya ini kemudian berkembang dengan berbagai ukuran kain yang dilipat dan disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ciri khas, masa Klasik Yunani gaya deraperi yang paling sering dipakai dan unik adalah khinton dan peplos. Khinton merupakan suatu bentuk dasar kemeja, yang terus dimodifikasi dari waktu ke waktu, sedang peplos merupakan sehelai kain berukuran tertentu, yang dalam keadaan terlipat tersusun, dikenakan melalui proses lilit melilit, ikat-mengikat dan semat menyemat
foto : shayoridutta