Gempa Bumi dan Tsunami Flores Tahun 1992

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
5 November 2018 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bencana alam bisa datang kapan saja, baik ketika masyarakat siap untuk menghadapinya atau bahkan tanpa peringatan terlebih dahulu. Hal itu lah yang dirasakan oleh penduduk Flores pada 12 Desember 1992.
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 6,8 skala richter itu tidak hanya menimbulkan guncangan di daratan saja tetapi juga menjadi pemicu terjadinya tsunami setinggi 36 meter. Gempa dan tsunami telah menghancurkan hampir seluruh bangunan yang berada di sepanjang pantai Flores.
Setidaknya tak kurang dari 2.100 orang tewas, dan lebih dari 500 orang hilang terbawa gelombang serta tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh. Sekitar 447 orang mengalami luka berat, dan lebih dari 5000 orang harus mengungsi ke tempat penampungan. Bencana gempa itu menghancurkan sedikitnya 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan ratusan gedung perkantoran.
Wilayah yang terkena dampak gempa cukup besar terdapat di wilayah Kabupaten Sikka, Ngada, Ende, dan Flores Timur. Sementara wilayah yang paling parah terkena gempa adalah kota Maumere, yang diperkirakan lebih dari 1000 bangunan hancur dan rusak parah.
ADVERTISEMENT
Tempat pengungsian warga yang rumahnya hancur dipusatkan di kawasan lapangan umum Kota Baru Maumere dan Gelora Samador da Cunha. Sebagian warga yang rumahnya masih dapat dihuni memilih untuk bertahan di rumah mereka masing-masing, karena khawatir terjadi penjarahan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Respon pemerintah pusat di Jakarta saat itu sangatlah cepat, mereka segera menyatakan status bencana gempa dan tsunami di Flores sebagai bencana nasional. Bantuan terus berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia, dan juga bantuan luar negeri. Selama beberapa waktu, bantuan untuk memulihkan wilayah Flores terus dilakukan.
Alexander Idong, bupati Flores saat itu, bersama jajarannya terus bekerja keras memperbaiki keadaan di wilayah Flores yang terkena dampak paling parah, seperti Ende, Flores Timur, Sikka, dan Ngada. Pemerintah daerah dan pusat melakukan banyak perbaikan infrastruktur, terutama tempat tinggal warga yang rumahnya sudah tidak dapat dihuni. Perlahan-lahan Flores kembali bangkit hingga akhirnya dapat pulih dari gempa bumi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sumber : Priyono, Yunisa dan Fajar Shodiq Kurniawan. 2010. Bencana-Bencana Terdahsyat Sepanjang Sejarah. Jakarta : Buku Kita
Foto : www.academicindonesia.com