Gempa Bumi Terbesar Kedua Sepanjang Sejarah Jepang Tahun 1995

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Juni 2018 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gemba bumi yang menimpa wilayah Kobe, Jepang, didaulat sebagai gempa bumi terbesar kedua dalam sejarah Jepang, dan diyakini sebagai gempa termahal sepanjang sejarah dengan menelan kerugian sebesar 7 miliar dolar. Gempa bumi tahun 1995 ini telah membuat perubahan lingkungan dan budaya yang cukup besar di Kobe.
ADVERTISEMENT
Industri-industri utama di Kobe, seperti galangan kapal, produksi baja, pabrik kimia, dan berbagai industri makanan, sangat dirugikan dengan terjadinya gempa bumi itu. Banyak pabrik yang benar-benar tutup selama beberapa hari setelah terjadinya gempa.
Hal itu terjadi karena pasokan listrik yang masuk ke Kobe sangat terbatas dan tidak mungkin digunakan untuk kebutuhan industri. Selain itu juga banyak pabrik yang mengalami kerusakan parah sehingga butuh waktu untuk memperbaikinya.
Beberapa wilayah di Kobe sempat dikepung oleh kumpulan api yang berasal dari pecahnya pipa gas, dan kompor-kompor menyala yang jatuh. Diperkirakan lebih dari satu juta meter persegi wilayah Kobe terbakar setelah gempa bumi terjadi. Nyaris sebanyak 180.000 gedung di perkotaan hancur dengan kerusakan yang sangat parah.
ADVERTISEMENT
Di pelabuhan Kobe, hampir 90% kapal yang berlabuh di sana telah rusak. Pasokan air bersih dan listrik masih belum teraliri dengan baik sembilan hari pasca gempa sehingga kurang lebih sebanyak 367.000 rumah tangga di Kobe kesulitan untuk beraktivitas.
Ribuan orang memilih untuk mendirikan tenda-tenda di lapangan-lapangan terbuka, namun masih banyak yang memilih bertahan di bangunan-bangunan yang telah rusak, yang sangat berbahaya jika gempa kembali terjadi.
Nyaris sepertiga penduduk tidak memiliki tempat tinggal, dan menggantungkan nasibnya di jalanan yang telah hancur. Berbagai bantuan mulai berdatangan ke wilayah Kobe dalam waktu beberapa hari pasca gempa.
Salah satu perusahaan yang konsisten mengirimkan bantuan adalah Kirin Breweries, sebuah perusahaan bir terkemuka di Jepang. Dengan mempertimbangkan tingginya tingkat stres di masyarakat akibat dari bencana ini, maka tidaklah terlalu salah jika masyarakat menyambut baik pengiriman bir yang dilakukan secara terus-menerus ini.
ADVERTISEMENT
Namun perusahaan Kirin Breweries tidak mengisi ribuan botol produknya dengan minuman keras, melainkan hanya air mineral untuk kebutuhan air bersih mereka.
Ribuan mayat yang masih bergeletakan di seluruh sudut kota membuat kekhawatiran akan timbulnya berbagai penyakit berbahaya. Pemerintah Kobe menempatkan mayat-mayat tersebut disebuah ruangan kelas, di salah satu sekolah. Mayat-mayat itu direncanakan akan dikubur, atau dikremasi setelah suasananya memungkinkan untuk dilakukan.
Influenza dan radang paru-paru menjadi salah satu masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh masyarakat yang selamat. Selain itu masyarakat harus menghadapi cuaca musim dingin dengan keadaan yang sangat terbatas.
Lebih dari setahun setelah bencana itu, gubuk-gubuk masih berdiri di tempat-tempat terbuka. Hal itu menandakan pemulihan yang diperlukan oleh Jepang untuk wilayah Kobe tidaklah mudah.
ADVERTISEMENT
Sumber : Spignesi, Stephen J. 2007. 100 Bencana Terbesar Sepanjang Masa. Tanggerang : Karisma
Foto : youtube.com