"Gerbong Maut", Saksi 16 Jam Perjalanan Menuju Maut

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
7 Juni 2017 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gerbong Maut Stasiun Bondowoso (Foto: apkasi.org)
"Gerbong Maut" merupakan julukan bagi gerbong kereta api bersejarah bagi Kabupaten Bondowoso. Kereta api buatan Jerman sering kali dipakai guna mengangkut turis lokal menuju Stasiun Bedono, Jambu, dari Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia berencana menghadirkan koleksi "Gerbong Maut" di Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso pada 2017. Manager Museum PT Kereta Api Indonesia mencoba menampilkan koleksi "Gerbong Maut" yang pernah membawa pejuang kemerdekaan dari Stasiun Bondowoso menuju Surabaya di Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso dengan maut
“Gerbong Maut" juga disebut-sebut sebagai gerbong yang digunakan militer Belanda untuk membawa tawanan orang Indonesia dari Penjara Bondowoso ke Penjara Bubutan pada 1947. Ada tiga gerbong yang mengangkut tawanan yang merupakan para pejuang Indonesia yang melawan Belanda saat itu. Kala itu persis pada 23 November 1947, "Gerbong Maut" berangkat pukul 05.00 dari Stasiun Bondowoso dan sampai di Stasiun Wonokromo, Surabaya, sekitar pukul 20.00. Selama 16 jam perjalan tersebut rupanya tak lain tak bukan mengantarkan para tawanan kepada maut.
ADVERTISEMENT
"Gerbong Maut" terbuat dari baja rapat tanpa ada ventilasi. Ketika pintu ditutup dan dikunci, tak ada udara yang masuk dan udara yang keluar. Perjalanan para tawanan kian menyiksa bilamana berjalan siang hari di tambah tanpa makan dan minum dari pihak Belanda selaku penawan. Sehingga tak jarang para tawanan yang jatuh tewas selama perjalanan.
Kini "Gerbong Maut" bisa ditemukan di Museum Brawijaya, Malang. Gerbong yang dipamerkan di Museum Brawijaya sejatinya merupakan gerbong paling baru dibanding gerbong maut lainnya. Tawanan paling banyak ditempatkan di gerbong berseri GR 10152 mengingat muatan gerbong lebih banyak.
National Geographic Indonesia (16 Agustus 2016)