Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
God Bless, Band Rock Lintas Generasi
28 November 2017 7:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bagi mereka pecinta musik rock, tentunya tidak asing dengan grup musik yang melegenda sejak era 70-an ini, eksistensinya bahkan masih bisa diliat hingga sekarang, siapa lagi kalau bukan God Bless.
ADVERTISEMENT
Dengan formasi Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bas), Ludwig Lemans (gitar), Deddy Dores (keyboard), dan Fuad Hassan (drum), God Bless sendiri terbentuk pada 1972, pencetusnya tak lain ialah Fuad Hassan (drum) yang merupakan adik ipar Achmad Albar. Ia kemudian mengajak Donny Fattah (bas). Tak butuh waktu lama, akhirnya God Bless pun segera terbentuk, mereka pun mulai menjalani latihan band di sebuah kantor dekat rumah Achmad Albar di Tebet. God Bless secara resmi terbentuk pada 5 Mei 1973 saat mereka tampil untuk pertama kali di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta
Perjalanan mereka dalam membawa musik rock akhirnya berujung pada dunia rekaman. Pada Kaset debutnya yang pertama, yaitu Huma di Atas Bukit tahun 1975 direkam di Tri Angkasa. Meskipun pada awalnya diatas panggung Achmad Albar enggan membawakan lagu rock berbahasa Indonesia, tapi ketika masuk studio rekaman, grup ini merekam lima lagu berlirik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di awal karirnya lagu-lagu yang mereka rekam antara lain, Huma di Atas Bukit, Rock di Udara, Sesat, Gadis Binal, dan Setan Tertawa, serta tiga lagu berbahasa Inggris: Eleanor Rigby (The Beatles), Friday on Mind (Easy Beat) dan She Passed Away.
Kaset pertama God Bless diproduksi Pramaqua. Lima tahun kemudian kedua berjudul Cermin diterbitkan JC Records, Cermin ini berisi lagu-lagu God Bless paling membanggakan dalam hal kualitas dan lagu-lagunya hampir selalu dibawakan Achmad Albar setiap manggung. Kaset ketiganya Semut Hiitam menyusul terbit pada 1987, kaset God Bless yang ketiga ini yang tergolong “meledak”, karena berhasil terjual 400.000 kaset.
Kaset yang keempat menyusul berjudul Raksasa dirilis dua tahun kemudian, yaitu pada 1989, dalam kesepuluh lagu di album ini seluruh anggota God Bless ikut berkarya. Album selanjutnya Apa Kabar dan yang keenam adalah 36th God Bless yang terakhir rilis 2009.
ADVERTISEMENT
Dilansir dalam artikelnya Rolling Stone Indonesia (21 Desember 2016) Setelah tujuh tahun vakum dari dunia rekaman, God Bless menutup 2016 lewat peluncuran album terbaru: Cermin 7. Ingin mengulang kesuksesan album Cermin pada 1980, Cermin 7 diusung kembali, sedangkan penambahan 7 sesuai dengan album mereka yang ke-7. Sembilan lagu dari album inilah yang diaransemen ulang ditambah tiga lagu baru berjudul "Kukuh" (diciptakan oleh Donny Fattah/Diah Pitaloka), "Bukan Mimpi Bukan Ilusi" (Ian Antono/Teguh Esha) serta "Damai" (Ian Antono/Teguh Esha).
Meski sudah tak lagi se-energic dulu, namun para personel God Bless masih sering terlihat bersama di layar kaca, mereka masih terlihat solid dan masih sering bernyanyi di atas panggung. Dikeluarkannya album tersebut membuktikan bahwa God Bless masih digandrungi dan diakui keberadaannya, sehingga tak salah jika julukan dari band rock yang dibentuk masa Orde Baru ini adalah band rock lintas zaman.
ADVERTISEMENT
Sumber : KS, Theodore. 2013. Rock ‘n Roll Industri Musik Indonesia: Dari Analog ke Digital. Jakarta: Kompas
www.rollingstone.co.id “Seruan Damai dari God Bless via Album 'Cermin 7'” diakses pada 26 November 2017 10.20