Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Graz, Kota Benteng Terkuat di Austria
30 Januari 2019 10:40 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Graz adalah kawasan perkotaan berciri khas kota Eropa Tengah, yang memiliki perpaduan harmonis antara aliran arsitektur yang mendominasi Abad Pertengahan dengan kebudayaan lokal di wilayah tersebut.
Di kota Graz, tersebar bangunan-bangunan yang terpengaruh oleh berbagai gaya arsitektur, mulai dari Jerman, Balkan Mediteranian, hingga kebudayaan lain yang pernah berkembang di Austria.
ADVERTISEMENT
Graz merupakan ibukota Negara Bagian Styria dan kota terbesar kedua di Austria. Kota itu terletak di tepi Sungai Mur di selatan Austria. Luas kota mencapai 127,56 kilometer persegi, terbagi mejadi 17 wilayah distrik, dengan jumlah penduduknya lebih dari 250.000 jiwa.
Keberadaan kota Graz bermula dari didirikannya sebuah kastil kecil oleh orang-orang Slavia asal Selatan, yang kemudian mengubahnya menjadi benteng pertahanan yang kokoh.
Pada abad ke-12, Graz diduduki oleh bangsa Jerman, di mana para duke dari Dinasti Bebenberg menjadikan kota itu sebagai pusat perdagangan yang penting. Kemudian, Graz dikuasai oleh Dinasti Habsburg, yang disebut-sebut membawa kota itu pada masa kejayaannya. Hingga abad ke-14, Graz menjadi kota kediaman para anggota Habsburg yang memiliki garis keturunan Austria.
ADVERTISEMENT
Memasuki abad ke-16, perencanaan tata kota Graz diambil alih oleh para seniman dan arsitek Renaisans dari Italia. Salah satu bangunan megah hasil kreasi periode ini adalah Landhaus yang dirancang oleh Domenico dell’Allio. Bangunan itu difungsikan sebagai markas pemerintahan para penguasa lokal.

Sejak awal pembangunan, Graz telah dijadikan sebagai pusat logistik persenjataan di wilayah tersebut. Di sana terdapat koleksi persenjataan dari era Barok, berjumlah lebih dari 30.000, yang disimpan dengan baik sejak tahun 1551.
Pada 1619, Kaisar Ferdinand II yang berkuasa di Austria, memindahkan pusat pemerintahan dari Graz ke Wina. Hal itu dilakukan untuk mengatasi berbagai serangan musuh yang ingin merebut kekuasaan di wilayah Austria.
Pembangunan sejumlah benteng baru yang lebih kuat pun mulai dibangun di Schlossberg Graz pada akhir abad ke-16. Benteng tersebut tampaknya menjadi benteng terkuat yang pernah dibangun di Austria.
ADVERTISEMENT
Seperti terlihat pada peristiwa penyerangan pasukan Napoleon Bonaparte ke kota itu, di mana mereka gagal menembus pertahanan kota sebanyak dua kali, yaitu tahun 1797 dan 1800.
Kota Graz juga mampu bertahan dari delapan serangan lainnya yang dilancarkan oleh pasukan Prancis selama abad ke-19. Namun akhirnya dipaksa menyerah setelah Prancis menduduki kota Wina sebagai pusat pemerintahan Austria.
Benteng kota Graz yang begitu perkasa akhirnya dapat dihancurkan setelah bahan peledak besar dipasang di sekitar benteng pada 1806. Seluruh bagian benteng hancur hingga yang tersisa hanya menara lonceng saja.
Saat Perang Dunia II pecah, kota itu dijatuhi banyak bom oleh pasukan Sekutu. Tetapi untungnya kawasan kota tua Graz tidak mengalami kerusakan yang parah sehingga dapat diselamatkan setelah perang berakhir.
ADVERTISEMENT
Di kawasan kota tua Graz, terdapat sejumlah katedral bergaya Gothic dari abad ke-13 dan abad ke-14 yang memiliki lukisan dinding mengagumkan. Beberapa lukisan dinding yang masih ada memperlihatkan gambaran tiga malapetaka besar yang pernah menimpa kota Graz pada 1480, yaitu hama belalang, wabah sampar, dan serangan pasukan Utsmaniyah.
Salah satu pertimbangannya adalah keberadaan bangunan dari berbagai masa dan beragam jenis gaya arsitektural yang ada di kota tersebut.
Sumber : Perwito Mulyono, dkk. 2009. World Heritage Nature & Culture Volume 8. Surakarta : Batara Publishing.