Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Great Blizzard of 1888, Salah Satu Fenomena Badai Salju Terburuk di New York
30 Juni 2021 21:10 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:45 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Badai salju yang menimpa New York City pada 1888 menjadi salah satu bencana terburuk akibat cuaca yang sangat kuat dan besar menimpa daerah yang cukup luas. Badai ini menerpa mulai dari Maine hingga ke pantai timur Washington DC, dan meluas hingga ke perbatasan Ohio di wilayah barat New York City. Bencana ini membawa angina berkecapatan 110 km per jam dan menumpahkan salju dalam jumlah yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Di beberapa daerah seperti Massachusetts, salju turun setebal 1,27 m, dan menumpuk hingga ketingga 12 meter sampai 15 meter. Kapal-kapal yang sedang bersandar di pelabuhan banyak yang tenggelam akibat tumpukan salju memberikan beban lebih pada kapal.
Sistem telekomunikasi di beberapa kota bahkan terputus, sehingga para operator telegram harus mengirimkan kawat sebelum menyampaikan pesan ke seluruh wilayah Amerika Serikat. Tidak ada aliran listrik yang dapat bertahan, membuat seluruh wilayah dilanda kegelapan ketika malam tiba. Bahkan ketika siang pun cahaya matahari tidak dapat menembus wilayah tersebut.
Angka kematian akibat badai salju tahun 1888 diperkirakan lebih dari 400 orang. Angka tersebut adalah korban dari dampak badai secara langsung, seperti membeku, serangan jantung dan kecelakaan fatal. Ditambah lebih dari 400 orang lagi yang tewas setelah badai salju menimpa kota.
Banyaknya jumlah korban yang tewas dan kerusakan yang besar diakibatkan ketidakmampuan untuk memperkirakan besaran kekuatan dan waktu kedatangan dari badai salju tersebut. Hal itu dikarenakan teknologi yang ada ketika itu tidak cukup memadai untuk melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketika badai salju mulai berhenti dan salju-salju yang menumpuk sudah mulai dibersihkan, mayat-mayat yang membeku ditemukan di bawahnya. Mereka ditemukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan, tersiksa dengan suhu dingin di atas tubuh mereka. Banyak penduduk yang terdampar di kereta gantung, yang berhenti tepat di tengah-tengah perjalanan mereka akibat mesin membeku dan listrik yang padam.
Masyarakat mulai berusaha mencari kayu-kayu bakar untuk menghangatkan tubuh mereka setelah rumah-rumahnya tertimbun salju. Kegiatan ekonomi sempat lumpuh untuk beberapa saat hingga akhirnya kembali normal.
Pada masa lumpuh itulah dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencari keuntungan pribadi, di mana mereka sengaja menjual makanan dengan harga sangat tinggi. Mereka menggambarkan kejadian itu sebagai tindakan biadab di tengah bencana besar.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: