Konten dari Pengguna

Gregor Mendel, Pionir Ilmu Genetika

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
1 Februari 2021 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gregor Mendel. | WIkimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Gregor Mendel. | WIkimedia Commons
ADVERTISEMENT
Gregor Mendel dilahirkan pada 1822 di kota Heizendorf, yang ketika itu masuk dalam wilayah kerajaan Austria, tapi sekarang menjadi bagian dari Cekoslovakia. Pada 1843 ia bergabung dengan biara di Brunn, Austria, dan dilantik menjadi pendeta di sana pada 1847. Kepala biara kemudian mengirim Gregor Mendel untuk belajar matematika dan sains di Universitas Vienna dari tahun 1851 sampai 1853.
ADVERTISEMENT
Gregor Mendel mulai melakukan serangkaian percobaan di bidang pembiakan tanaman pada 1856. Hingga pada 1865 ia menemukan hukum hereditas (keturunan) dan menerbitkannya dalam sebuah makalah untuk dipresentasikan di depan Brunn Natural History Society. Pada 1866, hasil penemuannya dipublikasikan di Transaction, dengan judul “Eksperimen dengan Tumbuhan Hybrid”. Walaupun jurnal tersebut bukanlah yang prestisius, namun banyak tersimpan di perpustakaan-perpustakaan besar di Austria.
Universitas Vienna. | Univie
Terdapat beberapa fakta dari hasil penemuan Gregor Mendel mengenai hereditas atau keturunan ini, di antaranya ia mengatakan bahwa semua makhluk hidup memiliki gen yang merupakan unit dasar dari makhluk hidup untuk mewarisi karakteristik dari orangtua kepada anak.
Gregor Mendel mengatakan jika ada dua gen yang berbeda diwariskan untuk suatu ciri atau sifat kepada keturunannya maka biasanya efek dari gen yang dominan akan muncul pada individu itu. Namun gen yang kurang dominan tidak akan hilang begitu saja, tetapi akan diturunkan pada generasi selanjutnya atau pada individu lain.
ADVERTISEMENT
Gregor Mendel ketika melakukan percobaan menyadari bahwa setiap sel reproduktif hanya mengandung satu gen dari setiap pasangan, yang dalam hal ini merujuk pada sel telur dan sperma manusia. Gregor Mendel bahkan menyebut bahwa kemungkinan sebuah gen dari setiap pasang untuk menghasilkan keturunan hanyalah bersifat kebetulan belaka, karena setiap sel reproduktif memiliki peluang yang sama dengan kualitas yang hampir sama.
Hukum Mendel. | Pustekkom Kemdikbud
Hukum Mendel, walau telah sedikit dimodifikasi oleh ilmuwan lain, tetap menjadi dasar penting bagi sains modern, utamanya bagi ilmu genetika. Sangat jelas bahwa teori hereditas Mendel adalah tambahan penting bagi pengetahuan manusia, dan pengetahuan genetika yang mungkin akan memiliki peranan lebih besar di masa yang akan datang. Penemuan Gregor Mendel ini memperlihatkan bahwa ia adalah ilmuwan yang sangat berbakat dengan analisa dan pengamatan yang sangat baik.
ADVERTISEMENT
Hasil karya Gregor Mendel seharusnya dapat merubah penelitian para ahli mengenai pengembangbiakan tanaman, namun kenyataannya karyanya tersebut hampir terlupakan selama lebih dari 30 tahun. Sebelum akhirnya ditemukan kembali di awal 900-an oleh tiga ilmuwan berbeda, yaitu Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak. Ketiga ilmuwan itu mengdakan eksperimen botani mereka masing-masing, dan secara independen menemukan hukum Mendel.
Sebelum melakukan percobaannya, mereka melakukan penelitian secara literatur, dan menemukan makalah asli Gregor Mendel yang sempat dipublikasikan. Mereka kemudian mengutip makalah Gregor Mendel dan secara tidak langsung memperkuat kesimpulan hereditas yang pernah dibuatnya.
Patung Memorial Gregor Mendel di Rep. Ceko. | Fotolia/Thomas Hajek
***
Referensi: