Guccio Gucci, Sang Pendiri Brand Gucci yang Terkenal di Dunia Fashion

Sumber: Wikimedia Commons

Guccio Gucci adalah pria di balik merek fesyen Gucci yang terkenal dan mendunia. Guccio Gucci lahir di Florence, Italia pada tanggal 26 Maret 1881. Ia terlahir sebagai putra seorang pedagang. Ia dibesarkan dengan pengetahuan seni dan sejarah Florence serta perdagangan manufaktur.

Pada tahun 1898, ia pindah ke London dan mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai pelayan tamu di Savoy Hotel, sebuah hotel mewah pada saat itu. Gucci menjadikan pekerjaannya di Savoy sebagai pembelajaran. Dia mengamati bagaimana para elit kaya berperilaku, tingkah laku mereka, dan pilihan pakaian serta tak lupa aksesori mereka. Dia mengajak bercakap-cakap bersama para tamu dan membangun jaringan kontak untuk kesuksesan bisnisnya di masa depan.

Sumber: Wikimedia Commons

Setelah beberapa tahun di London, Gucci kembali ke negara asalnya. Kemudian ia menikahi penjahit berusia 24 tahun, Aida Calvelli pada tahun 1901. Dua puluh tahun kemudian, dia menginvestasikan semua uang yang telah dia tabung untuk memulai bisnisnya sendiri. Tokonya sangat sukses sehingga dia menambahkan bagian produksi di bagian belakang dan mempekerjakan beberapa pengrajin terbaik di daerahnya untuk membuat tas kulit khusus.

Empat putra Gucci yaitu Aldo, Rodolfo, Ugo, dan Vasco bergabung dalam bisnis ayahnya. Sebenarnya, Aldo Gucci-lah yang mendesain logo double-G yang sekarang menjadi merek ikonik Gucci pada tahun 1933. Pada saat itu, bisnisnya sangat bagus di antara pelanggan internasional, sehingga Gucci membuka butik lain di Roma.

Sumber: Wikimedia Commons

Pada tahun 1953, Guccio Gucci meninggal. Warisan dan usaha bisnisnya dibagi kepada tiga putranya. Vasco mengambil alih operasi di Florence, sementara Rodolfo membuka butik lain di Milan dan Aldo membuka butik Gucci pertama di luar Italia yaitu di New York City. Tokoh selebriti Amerika seperti Jackie Kennedy hingga Elizabeth Taylor jatuh cinta dengan merek tersebut. Beberapa tahun berikutnya, keluarga Gucci membuka butik lain di Paris, London, dan Beverly Hills.

Sumber: historydaily.org