Gunkanjima, Pulau Tak Berpenghuni dengan Fasilitas Mewah

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2018 16:22 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gedung sekolah di Pulau Hashima Gunkanjima (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung sekolah di Pulau Hashima Gunkanjima (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pulau Hashima, atau masyarakat sering menyebutnya dengan 'Gunkanjima', adalah sebuah pulau yang letaknya sangat terpencil di wilayah Jepang, sekitar 15 kilometer dari Kota Nagasaki.
ADVERTISEMENT
Gunkanjima hanya memiliki panjang sekitar 480 meter dan lebar 160 meter. Total garis pantainya bahkan tidak lebih dari 1,2 kilometer. Penamaan Gunkanjima diambil karena jika dilihat dari jauh, pulau itu seperti siluet sebuah kapal perang. 'Gunkan' berarti kapal perang; dan 'Jima' berarti pulau.
Pulau Hashima hanya dihuni selama 87 tahun, terhitung sejak tahun 1887 hingga 1974 sebagai lahan pertambangan batubara yang dikelola oleh Misubishi Corporation.
Walau ukurannya yang kecil, pulau itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kehidupan para pekerja tambang beserta keluarganya.
Fasilitas yang ada di Gunkanjima berupa apartemen, sekolah, pasar, pemandian umum, dan lain sebagainya. Karena aktivitas penambangan tersebut, Gunkanjima menjadi salah satu pulau yang kaya dan padat penduduk.
ADVERTISEMENT
Terdapat 10 kompleks perumahan di pulau tersebut, yang dihubungkan dengan halaman, koridor, dan tangga yang cukup besar.
Gunkanjima pernah tercatat memiliki jumlah penduduk 10 kali lipat lebih besar dari penduduk Tokyo, dan termasuk wilayah terpadat di dunia. Menurut data penduduk tahun 1959, kepadatan penduduk Gunkanjima mencapai 835 orang per hektare, atau setara dengan 216.264 orang per mil persegi.
Sisa-sisa bangunan terbengkalai di Pulau Hashima Gunkanjima (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sisa-sisa bangunan terbengkalai di Pulau Hashima Gunkanjima (Foto: Wikimedia Commons)
Seiring dengan tergesernya penggunaan batubara oleh bahan bakar minyak sejak tahun 1960-an, aktivitas tambang di Gunkanjima mulai mengalami penurunan. Mistubishi pun terpaksa menutup kegiatan eksplorasi di pulau itu pada 1974.
Para penghuni pulau akhirnya dipaksa kembali ke kampung halamannya masing-masing. Gunkanjima pun dibiarkan kosong tak berpenghuni, dengan berbagai fasilitas yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Berbagai fasilitas di 'pulau mati' itu pun mulai rusak, bahkan banyak yang telah runtuh. Antara tahun 1974-2009, Gunkanjima dinyatakan tertutup bagi umum oleh pemerintah Jepang. Namun sekitar akhir tahun 2009, Gunkajima kembali dibuka bagi wisatawan yang ingin melihat kota tambang yang dahulu pernah berjaya tersebut.
Setelah ditinggalkan, banyak beredar kisah-kisah mistis di Gunkanjima. Cerita yang paling populer adalah mengenai seorang nelayan yang mendekati pulau itu dan melihat banyak orang sedang beraktivitas di sana. Gunkanjima yang sepi itu terlihat sangat ramai dengan pesta.
Nelayan itu pun kemudian melaporkan temuannya itu kepada penjaga pantai, karena ia khawatir pulau itu ditinggali oleh imigran gelap. Ketika penjaga pantai dan beberapa nelayan sampai di Gunkanjima, mereka tidak mendapati ada aktivitas apapun. Hanya sebuah pulau kosong yang sepi tidak berpenghuni.
Gunkanjima, Pulau Tak Berpenghuni dengan Fasilitas Mewah (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Sumber: Soebachman, Agustina. 2013. Misteri Kota yang Hilang. Yogyakarta: Syura Media Utama