Konten dari Pengguna

Gunung Pongkor, Perkemahan Legenda Gurandil Emas Liar

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
22 Maret 2017 11:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Pongkor menjadi perkemahan legenda gurandil emas liar yang bermimpi hidup dalam kucuran emas.
ADVERTISEMENT
Pertambangan Wilayah Gunung Pongkor, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat telah mencapai usia 4 dekade. Pada 1974, Perusahaan Antam berhasil menemukan base metal dengan kadar buih 4 gpt emas dan 126 gpt perak melalui eksplorasinya. Eksplorasi pun berkelanjutan pada 1988-1991.
Dengan memanfaatkan tiga jalur utama, yakni Ciguha, Kubang, dan Ciurug Cicau, Antam berharap tambang di Pongkor bisa diproduksi hingga tahun 2019 meningat kontrak penutupan galian secara permanen pada 2021.
Gunung Pongkor pun disebut – sebut tambang terbesar se-Jawa Barat. Tidak sedikit gurandil emas berdatangan mengadu nasibnnya meski tanpa izin. Hal demikian terlihat dengan meningkatnya jumlah peti dan tempat tinggal gurandil
Gurandil emas liar pun seakan tak punya pilihan untuk mengadu nasibnya. Pernikahan dengan wanita setempat menjadi langkah awal setiap gurandil demi hidup berkucur emas. Di samping itu, dengan peralatan seadanya mereka berhasil melewati sisa – sisa longsor dan mencari serpihan emas dari pasir yang tak menentu.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti di sana. Problematika pertambangan Gunung Pongkor kian rumit dengan konflik. Terjebak di perut Gunung Pongkor, terjebak asap karena pembakaran lahan oleh oknum, hingga pertikaian antar gurandil menjadi cerita sehari Gunung Pongkor dari kedalaman 690 mdpl.
Sumber foto : https://cdns.klimg.com