Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hachiko, Kisah Anjing Paling Setia dalam Sejarah
2 Maret 2021 18:01 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1920-an, Hidesaburo Ueno, seorang Profesor dari Universitas Tokyo, Jepang sibuk mencari anjing dengan ras Akita Inu miliknya. Di tengah pencarianny di Kota Odate, ia menemukan dan langsung langsung membeli seekor anjing seharga 30 yen. Setelahnya, Profesor Ueno bergegas membawa anjing barunya tersebut pulang ke Tokyo dengan menggunakan sebuah kereta cepat.
ADVERTISEMENT
Setibanya di rumah, sang Profesor menamai anjing barunya tersebut dengan Hachiko, yang berasal dari kata hachi merujuk pada angka delapan yang dalam bahasa Jepang memiliki simbol keberuntungan. Sejak itulah hubungan antara Profesor Ueno dan anjingnya, Hachiko, terjalin dengan begitu harmonis.
Profesor Ueno mempunyai kegiatan rutin sehari-hari dengan mengajar di Universitas Tokyo, dimana ia menggunakan kereta api sebagai alat transportasi untuk mencapai universitas tersebut, begitu pun ketika ia hendak pulang ke rumahnya. Sehingga, setiap harinya Hachiko mengantarkan tuannya tersebut sampai Stasiun Shibuya.
Dengan sabar dan tidak sedikit pun beranjak dari tempat dimana ia menunggu Profesor Ueni, Hachiko rela menunggu sampai majikannya selesai mengajar di sore hari dan kembali ke tempatnya. Profesor Ueno selalu mendapati Hachiko sudah berada di depan stasiun sewaktu pulang. Begitulah aktivitas rutin yang dilakukanoleh Hachiko tanpa merasa bosan sedikitpun.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, cerita tersebut itu tidak berlangsung lama. Pada tanggal 21 Mei 1925, Profesor Ueno yang tengah mengajar di kampusnya tiba-tiba terkena stroke dan meninggal dunia. Hachiko yang belum mengetahui bahwa tuannya telah meninggalkannya selamanya, menanti di depan stasiun hingga larut malam.
Tiga tahun setelahnya, pada tahun 1928, Stasiun Shibuya melakukan perombakan total. Namun hal tersebut tidak menyurutkan keinginan Hachiko untuk menunggu Profesor Ueno. Warga sekitar sering mendapati Hachiko tidur di salah satu sisi toko Stasiun Shibuya.
Singkat cerita, Hachiko diadopsi oleh majikan yang berbeda-beda. Namun, lokasi rumah pemilik terakhirnya terhitung sangat jauh dari kawasan Shibuya. Alhasil, Hachiko berkali-kali berhasil melarikan diri menuju Stasiun Shibuya. Salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari Stasiun Shibuya lantas mengadopsi anjing tersebut karena merasa tidak tega melihat perjuangannya yang gigih untuk kembali ke stasiun tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 8 Maret 1935, Hachiko ditemukan sudah meninggal di dekat Jembatan Inari, Shibuya. Penyebab kematian anjing tersebut adalah kanker dan infeksi filaria. Hampir 10 tahun sisa hidupnya ia habiskan demi menunggu Profesor Ueno pulang dan menjemputnya di stasiun.
Untuk mengenang kisah Hachiko, pemerintah setempat memasukkan kisahnya ke dalam buku pendidikan moral bagi murid kelas dua di Jepang. Judul kisah tersebut adalah On o Wasureruna (1937) yang berarti, “balas budi jangan dilupakan”. Selain itu, beberapa film diproduksi untuk mengenang Hachiko, seperti Hachiko Monogatari (1987), Densetsu no Akitaken Hachi (2006), dan Hachiko: A Dog’s Story (2009).
Tidak hanya sampai disitu, beberapa patung memorial pun dibuat di sejumlah tempat. Antara lain kawasan Stasiun Shibuya dan Odate (kota kelahiran Hachiko). Tak ketinggalan patung Hachiko dan Profesor Ueno di area Universitas Tokyo dimana lokasinya berdekatan dengan Ueno Park.
Pada tanggal 8 April setiap tahunnya, Jepang selalu mengadakan perayaan untuk mengenang Hachiko, anjing yang dinilai sebagai anjing paling setia sepanjang sejarah. Masyarakat sekitar sangat menghormati sebuah arti kesetiaan sebagaimana anjing bernama Hachiko telah lakukan.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: