Konten dari Pengguna

Hatshepsut, Firaun Wanita Pertama yang Kontroversial

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
21 Desember 2020 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hatshepsut. Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Hatshepsut. Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Cleopatra mungkin lebih terkenal sebagai wanita Mesir Kuno yang memiliki kekuasaan. Namun, fakta sejarah memberitakan bahwa ada tokoh firaun (pharaoh) wanita yang memerintah Mesir Kuno yaitu Hatshepsut. Ia memerintah hampir 20 tahun selama abad ke-15 SM. Masanya sebagai firaun itu lama dan dipenuhi dengan pencapaian yang luar biasa, pada akhirnya Hatshepsut terkubur oleh sejarah. Keberadaan dirinya tidak terungkap sampai abad ke-19.
ADVERTISEMENT
Sebagai anak tertua dari dua putri yang lahir dari pasangan Thutmose I dan ratunya, Ahmes, Hatshepsut yang berusia 12 tahun naik tahta sebagai Ratu Mesir setelah kematian ayahnya. Pada saat itu, ia menikah dengan saudara tirinya, Thutmose II, putra dari ayahnya dan seorang anggota haremnya. Thutmose II mati muda, sekitar 1479 SM, dan tahta diturunkan kepada putranya yang masih bayi, Thutmose III, yang lahir dari istri kedua.
Wikimedia Commons
Seperti kebiasaan pada saat itu, Hatshepsut memerintah sebagai penguasa Thutmose III dan menangani urusan kenegaraan hingga ia dewasa. Pada awal masanya sebagai kepala pemerintahan, Hatshepsut melakukan pekerjaannya dengan rajin. Kemudian, Hatshepsut dinobatkan sebagai firaun, dan Thutmosis III dibiarkan berada di belakang layar selama 20 tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan mengapa Hatshepsut mempertahankan kekuasaan adalah topik perdebatan di kalangan ahli Mesir Kuno. Peneliti yang lebih tua berpendapat bahwa dia merebut takhta. Tapi para peneliti saat ini percaya bahwa kemungkinan besar Mesir menghadapi krisis politik dan Hatsheput harus bertindak cepat untuk menyelamatkan tahta bagi dinasti keluarga kerajaannya.
Untuk melegitimasi pemerintahannya, Hatshepsut membuat langkah kontroversial yang membingungkan ahli Mesir Kuno hingga hari ini. Saat berjuang untuk membuktikan garis keturunan bangsawannya, dia merombak citranya dengan memerintahkan seniman untuk memerankannya dengan janggut palsu tradisional firaun sebagai upaya menyamarkan penampilannya.
Wikimedia Commons
Selama dua dekade sebagai firaun, Hatshepsut melakukan serangkaian proyek bangunan luar biasa di dalam dan sekitar Thebes, mengubahnya menjadi salah satu tempat paling menarik di Mesir. Dia mendirikan serangkaian obelisk di Istana Ma'at, sebuah bangunan persegi panjang yang terbuat dari kamar-kamar kecil dengan aula besar, yang dindingnya ditutupi dengan lukisan relief Hatshepsut dan Thutmose II yang dicat cerah.
ADVERTISEMENT
Persembahan arsitektur yang paling menarik dari Hatshepsut adalah kuil peringatan raksasa Deir el-Bahri, sebuah bangunan yang sekarang dianggap sebagai salah satu pencapaian besar Mesir Kuno. Hatshepsut juga mengubah kerajaannya menjadi kekuatan ekonomi, melakukan eksposisi perdagangan dengan tanah bernama Punt yang membawa gading, kayu hitam, emas, kulit macan tutul, dan dupa ke negara itu.
Sumber: historydaily.org