Konten dari Pengguna

Henry V dan Pupusnya Harapan Besar Rakyat Inggris

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
30 Januari 2019 17:34 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sosok Henry V. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sosok Henry V. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Tanggal 31 Agustus 1422 menjadi hari penuh luka bagi rakyat Inggris. Pada hari itu, raja mereka, Henry V, yang diharapkan membawa kejayaan dan kemenangan atas Prancis, meninggal dunia setelah sebelumnya terserang penyakit 'demam perkemahan'--diperkirakan disentri--di Bois de Vincennes, luar Kota Paris.
ADVERTISEMENT
Seorang raja yang oleh Shakespeare disebut 'Young Prince Hal' itu baru berusia 34 tahun ketika wafat dan hanya menjabat selama sembilan tahun sebagai Raja Inggris setelah menggantikan ayahnya, Henry IV. Namun, dalam waktu yang singkat itu, Henry V memiliki prestasi dan pengalaman yang luar biasa sebagai pemimpin rakyat Inggris. Bahkan, seorang sejarawan menyebutnya “pria terhebat yang pernah memerintah Inggris”.
Ketika Henry V naik takhta pada 1413, Inggris telah berabad-abad mengalami masa perebutan takhta di antara anggota keluarga kerajaannya. Perselisihan bahkan telah menjadi pemandangan biasa di sana.
Ketika itu Henry IV merebut takhta dari sepupunya, Richard II, yang terkenal payah saat memimpin Inggris. Setelah menggantikan ayahnya, Henry V segera melakukan pembenahan dan menawarkan harapan baru bagi rakyat Inggris untuk melupakan masa kelam mereka.
ADVERTISEMENT
Raja muda itu berusaha menyatukan lagi negerinya yang telah terpecah oleh perselisihan untuk kembali berada di bawah satu pemerintahan tunggal. Hal pertama dan utama yang dilakukan oleh Henry V adalah mengembangkan rasa kebangsaan dan identitas nasional di hati rakyat Inggris.
Henry V juga berjuang meninggalkan praktik-praktik tradisional kejam yang lazim dilakukan oleh para pendahulunya. Ia juga memerintahkan pendidikan menulis dan membaca dalam Bahasa Inggris kepada seluruh rakyat.
Henry V berlayar menuju Prancis pada Agustus 1415, dengan tujuan merebut sejumlah kota strategis di wilayah utara Prancis. Menurutnya, wilayah itu bisa dijadikan benteng dan pangkalan militer yang akan mempermudah pergerakan ke wilayah yang lebih luas lagi.
Sejak remaja, Henry V memang telah dikenal cakap dalam merancang strategi militer. Pada usia yang masih sangat muda ia telah memimpin sebuah pasukan dalam suatu pertempuran. Hal itulah yang membawa Henry V pada kepopuleran di negerinya.
ADVERTISEMENT
Pada akhir September 1415, ia berhasil merebut Kota Harfleur. Namun karena banyak tentara yang menderita penyakit, akhirnya ia memutuskan kembali ke Inggris untuk menata ulang pasukannya.
Pada Oktober 1415, sekitar 6.000 tentara Inggris yang berada di Calais, dekat Agincourt, dikepung oleh pasukan Prancis yang jauh lebih kuat. Merasa kalah jumlah, pasukan Inggris akhirnya membentuk formasi 'pertahanan kokoh', yang memanfaatkan pepohonan sebagai tempat berlindung, dan menempatkan kelompok besar pemanah di sepanjang barisan.
Saat pasukan Prancis yang dilindungi perlengkapan berat dan menunggang kuda maju menyerang, mereka justru terperangkap oleh hujan anak panah mematikan yang dilepaskan pasukan Inggris.
Kesatria-kesatria Prancis yang berusaha melindungi dirinya justru semakin terjepit tak berdaya dan kebingungan. Korban pun banyak berjatuhan di pihak Prancis.
ADVERTISEMENT
Kemenangan besar Henry V atas Prancis itu dikenal sebagai 'Kemenangan Busur Pemanah Inggris'. Hujan anak panah mereka yang terus-menerus diluncurkan merupakan senjata Abad Pertengahan yang sama menakutkannya seperti senapan mesin pada perang modern.
Selama beberapa tahun selanjutnya, pasukan Inggris di bawah komando Henry V bergerak menguasai Prancis Utara dan menghancurkan kekuatan Prancis yang telah terpecah belah.
Pada 1420, berdasarkan pasal-pasal Perjanjian Troyes, Raja Prancis, Charles VI, menerima Henry V sebagai wali dan pewarisnya. Namun sayangnya, kematian dini Henry V menyebabkan harapan besar Inggris itu harus terkubur dan terasa sangat sulit untuk mampu mengulangnya kembali.
Walau demikian, Henry V telah diabadikan sebagai salah satu pahlawan terbesar yang pernah dilahirkan Inggris.
ADVERTISEMENT
---
Sumber: Montefiore, Simon Sebag. 2012. Pahlawan dalam Sejarah Dunia. Jakarta : Penerbit Erlangga