Konten dari Pengguna

Hibridasi Musik Eropa dengan Jawa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
7 Oktober 2017 8:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alat musik lengkap. (Foto: bw-pipes-drums.org)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alat musik lengkap. (Foto: bw-pipes-drums.org)
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-16 Portugis yang datang ke nusantara, mulai memperkenalkan musik Eropa melalui musik gereja, musik sekular dan musik militer. Pada saat itu para budak menjadi sarana utama penyampaian musik-musik tersebut, selain budak, musik Eropa juga banyak di perkenalkan di rumah-rumah para pedagang Eropa yang kaya.
ADVERTISEMENT
Seiring pembentukan VOC dan kedatangan Belanda, orkes-orkes Eropa kian marak serta digemari. Seabad kemudian musik-musik Eropa tersebut masuk dan mengalami penghibridan dengan musik lokal di Jawa tradisional.
Pada saat itu, Slompet (terompet) dan tambur alat musik Eropa sering terdengar dimainkan bersamaan dengan Suling dan bendhe yang merupakan alat musik dari Jawa, maka terjadilah sebuah hibridisasi musik Eropa dengan Jawa. Tak jarang musik-musik hibrid ini mainkan di dalam keraton.
Seiring berjalannya waktu, Marching Band musik asli Barat sudah masuk serta ada di istana Yogyakarta dan Surakarta. Beberapa di antara marching band terdiri dari genderang Eropa, sepasang alat musik tiup tradisional bernama puwi-puwi, dua kendhang kecil, dan satu bendhe (Groneman: 1890)
ADVERTISEMENT
Sedangkan jika berbicara pengaruh musik Musik hibrid Jawa-Eropa lain selain di istana, adalah perkembangan tanjidor yang cukup diminati di Batavia. Bahkan hingga sekarang pun tanjidor menjadi identik dengan budaya orang-orang betawi.
Kedatangan bangsa Eropa ke nusantara menyebabkan adanya sebuah interaksi sosial antara raja yang berkuasa, dan juga warga-warga istana Jawa. Band dan genre-genre musik Eropa kemudian masuk menjadi sebuah musik yang turut dimainkan. Selain dimasukan kedalam musik pengiring tarian, lambat laun musik tersebut masuk dan menjadi pengiring berbagai upacara istana, sehingga tak jarang para abdi dalem secara khusus diajarkan dibawah bimbingan drigen Eropa. Musik-musik ini menjadi masuk dan terselip bersama musik tradisional masyarakat Jawa
Hibridasi Musik Eropa dengan Jawa (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Sumarsam. 2014. Soal-soal Masa Lampau dan Kini Seputar Hibriditas Musik Jawa-Eropa: Gendhing Mares dan Genre-genre Hibrid Lain. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
ADVERTISEMENT
foto : arsip.tembi.net