Iliyad, Kisah Kepahlawanan pada Perang Troya

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
20 Juli 2018 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perang Troya (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perang Troya (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Iliyad dan Odyssey sangat mempengaruhi kebudayaan dan kesuasteraan di seluruh dunia dalam kurun waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
Epos dari kebudayaan Yunani Kuno, Iliad, dan lanjutannya, Odyssey, menjadi salah satu karya sastra paling berpengaruh di dunia yang dibuat pada masa awal peradaban manusia. Sebuah syair panjang bertemakan kepahlawanan sering kali berisikan legenda, mitos, atau agama di dalam sebuah peradaban.
Dalam sebuah epos, sosok seorang pahlawan digambarkan selalu menjunjung tinggi prinsip kehormatan, dan bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan bersama, namun demikian pahlawan itu pun banyak memperlihatkan kelemahan yang mendatangkan tragedi lebih besar di masyarakat.
Karya sastra yang dibuat oleh Homer tersebut menjadi sarana untuk masyarakat Yunani mengenang sosok kepahlawanan para prajurit Akhaya selama masa Perang Troya. Berbagai ajaran moralitas dan agama, yang masih relevan dengan masa itu, dapat diambil dari karya Homer tersebut.
ADVERTISEMENT
Iliad dan Odyssey dijadikan sebagai acuan pendidikan masyarakat Yunani klasik untuk waktu yang sangat panjang. Kedua epos itu dianggap sebagai salah satu bagian kebudayaan paling penting hingga lahirnya Kekaisaran Romawi dan penyebaran agama Kristen.
Alexander The Great diketahui menggunakan Iliad sebagai buku panduan untuk membuat beberapa strategi perang. Sementara itu, Herodotus, sejarawan pertama di dunia, karya-karyanya sangat dipengaruhi oleh Iliad.
Iliyad, Kisah Kepahlawanan pada Perang Troya (1)
zoom-in-whitePerbesar
Para sejarawan percaya Iliad tidak ditulis oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang yang hidup pada masa berbeda. Iliad sendiri menceritakan berbagai peristiwa yang terjadi selama abad ke-12 SM. Oleh karenanya beberapa orang beranggapan Homer hidup pada masa tersebut.
Namun dari beberapa bukti arekologis, yang ditemukan pada abad ke-20, menjelaskan kemungkinan besar Homer hidup pada abad ke-9 SM. Hal itu dikuatkan dengan adanya cerita-cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi mengenai Homer yang tampaknya menulis kedua karya sastranya itu kurang lebih 400 tahun setelah terjadinya peristiwa yang digambarkannya itu.
ADVERTISEMENT
Kisah kepahlawanan dalam Iliad diawali dengan pengepungan pasukan Troya oleh pasukan Akhaya yang bertekad menghancurkan Troya setelah salah satu pangerannya menculik Helen, putri bangsa Akhaya.
Penculikan itu membuat Achilles, seorang pangeran Akhaya, sangat terpukul dan memilih untuk tidak ikut berperang. Achilles pun meminta sahabatnya, Patroclus, untuk maju ke garis depan.
Namun tekadnya mulai berubah setelah Patroclus dibunuh oleh Hector dari Troya. Achilles memutuskan untuk maju ke medan perang untuk memperoleh kembali harga dirinya dan membalaskan dendam kematian Patroclus.
Terdapat sebuah ramalan yang mengatakan Achilles akan langsung tewas jika membunuh Hector. Namun ia tidak menghiraukannya, dan tetap membunuh Hector dalam pertempuran. Raja Troya lantas memohon kepada Achilles untuk mengembalikan jenazah putranya itu.
ADVERTISEMENT
Kisah Iliyad berakhir tanpa menjelaskan bagaimana nasib Achilles atau Troya selanjutnya. Kisah dalam Iliyad kemudian dilanjutkan dalam Odyssey, yang menggambarkan perjalanan pulang Ulysess, seorang pahlawan Perang Troya.
Sumber : Raftery, Miriam. 2008. 100 Buku yang Perpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma Foto : iliad-translations.com