news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Insiden Dyatlov: Misteri Tewasnya Pendaki yang Masih Menjadi Teka-teki (Part II)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
4 Februari 2021 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kelompok Dyatlov menyiapkan tenda yang menjadi malam terakhir mereka. | Dyatlov Memorial Foundation
"Trauma (luka) pada jenazah serupa dengan dampak dari kecelakaan mobil," ujar Boris Vozrozhdenny, salah satu dokter yang menangani kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut menjadi semakin aneh ketika diketahui empat orang ini mengenakan pakaian yang lebih baik daripada lima orang korban yang ditemukan sebelumnya, dan diduga mereka telah melepaskan baju dari mayat-mayat sebelumnya lalu melanjutkan trek mereka. Zolotariov, contohnya, ia ditemukan mengenakan mantel dan topi milik Dubinina, sebaliknya Dubinina membungkus kakinya dengan celana wol yang sebelumnya dikenakan salah seorang dari dua mayat pertama di pohon pinus. Semakin aneh ketika baju-baju yang ditemukan di kelompok terakhir diuji dan ditemukan adanya unsur radiasi.
Persoalan tentang ditemukannya radiasi tersebut memang sulit dijelaskan, namun bagian lain kasus ini memiliki penjelasan yang lebih masuk akal ketimbang adanya dugaan keterlibatan alien dan percobaan nuklir yang beredar. "Paradoxical undressing" adalah fenomena yang dilaporkan bagi mereka yang menderita hipotermia, dan delirium.
ADVERTISEMENT
Penjelasan paling memungkinkan dan masuk akal dari insiden ini adalah tim ini dikubur dalam sebuah salju longsor, yang menjelaskan tenda terpotong dan mungkin juga trauma-trauma (luka) yang ditemukan pada jenazah. Jika para pendaki ini telah dikubur atas waktu tertentu, hipotermia sudah keburu menjalar, yang bisa menjelaskan mengapa mereka mencari bantuan tanpa perlatan sama sekali.
Lagi-lagi, dengan lima anggota rombongan tersebut meninggal karena paparan radiasi, skenario tersebut memang paling mungkin dan masuk akal. Namun, radiasi yang ditemukan benar-benar aneh. Dokumen-dokumen yang terkait kasus ini menjadi rahasia setelah kasusnya ditutup, dan tidak dibuka sampai 1990-an. Penyebab insiden ini masih spekulatif, namun hasil wawancara dengan pemimpin penyelidikan, Lev Ivanov, merupakan dokumen yang bersifat tertutup dan rahasia, hal tersebut memberikan perspektif kuat tentang betapa anehnya kasus ini.
Regu pendakian Dyatlov. |vWIkimedia Commons
Ivanoc merupakan orang pertama yang menyadari bahwa para korban dan peralatan yang ditemukan mengandung unsur radiasi dan berkata bahwa pencacah Geiger yang dia bawa tak berhenti berbunyi di sekitar kamp. Ivanoc pun mengatakan bahwa pejabat Soviet memerintahkan padanya untuk menutup kasus tersebut, terlepas dari laporan-laporan bahwa ditemukannya UFO di area tersebut pada bulan Februari dan Maret 1959. "Saya curiga saat itu dan saya hampir yakin kini bahwa pesawat bidang aneh yang terbang berwarna cerah tersebut memiliki hubungan dengan kematian rombongan ini," ujar Ivanov pada surat kabar Kazakh Leninsky Put dalam sebuah wawancara yang ditemukan Times. Kelompok pelajar lainnya yang bermalam di sekitar 48 km dari kelompok lain, mengatakan melihat hal serupa saat itu.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah testimoni tertulis, seseorang bersaksi jika ia melihat "benda bundar bersinar terbang di atas desa dari bagian barat daya ke timur laut. Lempengan bersinar ini seukuran bulan purnama, cahayanya biru keputihan dan dikelilingi oleh lingkaran biru seperti halo. Halo tersebut bersinar seperti cahaya yang terlihat dari jauh. Saat tubuh itu menghilang di balik cakrawala, langitnya menyala untuk beberapa saat."
Teori konspirasi terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu, mengingat sikap tertutup pemerintah, ditemukannya unsur radiasi, dan penampakan kondisi di kemah korban berdasarkan arsip foto, yang dilaporkan "berwarna gelap" oleh anak laki-laki yang menghadiri pemakaman korban. Ada dugaan rombongan pendaki tersebut bersinggungan dengan daerah percobaan militer Soviet.
Jika laporan tersebut benar, penyebab luka dalam beberapa anggota pendaki bisa dibilang masih tak terjawab. Mungkin saja, salah satu dari anggota regu pendaki melihat cahaya aneh di langit dan membuat semua orang ketakutan, berlarian karena panik. Namun, tidak ada bukti adanya ledakan di area tersebut, sehingga teori soal mereka memasuki area percobaan nuklir perlu diabaikan. Meski begitu, hal tersebut tidak menjelaskan retakan tengkorak yang ditemukan pada jenazah. Sebagian dapat dijelaskan karena bisa saja mereka jatuh, tapi ingat, Slobodin memiliki tengkorak retak dan ditemukan dalam perjalanan balik ke kamp.
ADVERTISEMENT
Fakta yang tersisa adalah bekas perapian yang ditemukan menyiratkan beberapa anggota pendaki memiliki kuasa atas kondisi mental mereka, dan psikosis bukan merupakan dampak yang dilporkan atas paparan terhadap radiasi, namun hal tersebut tidak menjelaskan mengapa kelompok Dyatlov berlarian tanpa membawa peralatan apapun. Jadi apakah ini sebuah kecelakaan, ataukah sebuah pengalihan?
Batu memorial para korban. | Wikimedia Commons
Dugaan yang paling sederhana mungkin bisa menjadi solusi yang terbaik: para pendaki ini terkubur oleh longsoran salju, dan dalam kondisi delirium akibat hipoteria, berlarian untuk mencari bantuan. Longsor salju amat kuat, dan terperangkap di longsoran tersebut bisa menyebabkan trauma benda tumpul dalam jasad kesembilan pendaki.
Tetap saja, tanpa adanya kesimpulan resmi dari proses penyelidikan yang dilakukan oleh Soviet, orang-orang menjadikan insiden ini sebagai ladang subur bagi teori-teori konspirasi dan pencarian alien. Ivanov, sang penyelidik, sudah meninggal dunia dan jika catatan militer ditemukan dan catatan tanpa segel tidak cukup untuk membuktikan sebaliknya, misteri yang kini dikenal sebagai Insiden Lereng Dyatlov akan terus menjadi misteri tak terjawab.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: