Konten dari Pengguna

Istana Maimoon, Bangunan Bersejarah Saksi Kejayaan Kesultanan Melayu Deli

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
8 Januari 2021 22:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Istana Maimoon. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Istana Maimoon. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Nama Istana Maimoon diambil dari nama Siti Maimunah, permaisuri Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkaya Alamsyah. Maimoon dalam bahasa Arab bermakna ”berkah. Istana yang didominasi warna kuning ini sebagai simbol bukti cinta sultan terhadap permaisurinya. Istana itu berdiri sejak 28 Agustus 1888. Bangunan istana ini dekat dengan Masjid Raya Al Mashun yang dibangun pada 1906.
ADVERTISEMENT
Arsitektur istana Maimoon adalah perpaduan antara budaya Eropa, Asia Barat (Timur Tengah) dan Melayu. Arsiteknya ternyata seorang tentara dari Kerajaan Belanda bernama Theodore van Erp. Ia berpangkat kapten.
Di tangan Theodore, gaya arsitektur tradisional Melayu, Asia Barat dan India serta corak Italia dipaduka sedemikian rupa. Sehingga tercipta satu istana yang benar-benar mengagumkan. Bangunan istana diberi warna kuning mendominasi untuk menunjukkan kedigdayaan Kesultanan Melayu.
Sumber: Wikimedia Commons
Tak hanya pada warna, teras lantai dan tangga yang dibangun dari kayu serta seluruh hiasan atap bermotif pucuk rebung, mencirikan bangunan khas Melayu. Uniknya, seluruh bangunan dan motif hiasan istana itu masih asli.
Gaya arsitektur tradisional Melayu di Istana Maimun ini dapat dilihat dari bentuk atap limas, ornamen khas Melayu dengan corak ‘pucuk rebung’ dan ‘awan boyan’ pada lipsplank dan pinggir atap. Konsep khas tradisional itu juga terlihat di anjungan kanan-kiri bangunan.
ADVERTISEMENT
Istana Maimoon dibangun sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Deli, menggantikan istana di Medan Labuhan yang berjarak 20 kilometer dari Belawan. Pemindahan pusat pemerintahan dilakukan karena wilayah istana Labuhan dinilai sudah begitu sesak oleh aktivitas perniagaan. Sultan menginginkan aktivitas administrasi dipusatkan di jantung kota Medan.
Sumber: Wikimedia Commons
Lokasi yang paling memungkinkan untuk ide itu adalah di titik pertemuan antara Sungai Deli dengan Sungai Babura. Pemindahan itu juga dimungkinkan karena ditunjang keuangan kesultanan sedang jaya-jayanya. Kala itu, bisnis perkebunan tembakau yang dijalankan Sultan Deli IX, Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkaya Alamsyah tengah berjaya. Sehingga, biaya pembangunan istana baru tidak terkendala.
Sebuah istana yang megah pun dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektar, menghadap ke timur. Luas bangunannya mencapai 2.700 meter persegi. Dibangun dua lantai. Bangunannya terdiri dari tiga bagian, yaitu Balairung Seri Utama, tempat sultan menerima tamu, sayap kanan dan kiri istana yang terdiri dari 30 ruangan. Diperkirakan pembangunan istana ini menelan biaya ratusan ribu gulden. Istana baru ini selesai dibangun dalam masa tiga tahun.
ADVERTISEMENT
Istana Maimoon telah ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai Undang-Undang tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 1988 tentang Pelestarian Lingkungan yang Bernilai Sejarah Arsitektur Kepurbakalaan. Kini, istana itu menjadi jejak keindahan dan kedigdayaan peradaban Melayu di masa silam yang masih bisa dinikmati generasi muda
Sumber: indonesia.go.id