Konten dari Pengguna

'Jamban-jamban' Masa Kolonial

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
6 Mei 2017 10:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
'Jamban-jamban' Masa Kolonial
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Soekiman, Djiko. 2014. Kebudayaan Indis. Depok: Komunitas Bambu
ADVERTISEMENT
Mandi dan mencuci di kali merupakan salah satu kebiasaan pribumi Jawa setiap paginya. Kebiasaan inilah yang menjadikan jamban terletak di luar rumah.
Hal serupa juga dilakukan oleh keluarga keturunan Belanda yang membuat tempat untuk mandi (badhuisje) di tepi sungai. Seperti rumah salah satu tuan Belanda bernama Schrueder dimana tempat mandi yang ia buat terdapat speelhuis dan dibawahnya (arah hilir sungai) terdapat washbok, yaitu bilik tempat mencuci dam mandi yang terbuat dari bambu atau batu bata yang disemen.
Namun saat itu akan lebih terhormat lagi apabila orang memiliki kamar mandi yang tertutup terletak di halaman rumah sendiri, meski terbuat dari bilik kecil yang tertutup dan berdinding tembok bata, sehingga membebaskan orang untuk mandi dan berganti baju tanpa khawatir ada yang melihat.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada juga yang disebut open basin, yaitu tempat mandi yang seluruhnya terbuka tanpa atap, dikelilingi dinding dengan teras mengarah ke kali, tempat mandi ini terletak di sebuah rumah Cina di belakang Molenvliet dekat Glodok.
Sedang kamar mandi yang terdapat di dalam rumah sudah dikenal sejak 1870, bentuknya pada sisi belakang ruangan terdapat washuys. Disitu terletak sebuah waschbalie of bad, yaitu sebuah tong besar untuk mandi dengan gayung.
Pada 1840 diberitakan bahwa tidak setiap rumah di Batavia memiliki kamar mandi kebanyakan disana baru terdapat bilik hok (tempat mandi dari bilik kecil), dan biasanya dibuat di dekat tepi sungai.
Meski memiliki kamar mandi sendiri menjadi hal yang mewah, hal ini di dorong juga fakta bahwa orang-orang Eropa tidak suka mandi, mereka membenci kebiasaan mandi setiap hari, dan lebih memilih menggunakan pakaian dalam yang tipis.
ADVERTISEMENT