Konten dari Pengguna

John Dalton dan Hukum Atom Dunia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
7 Maret 2018 15:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
John Dalton (Foto: wikimedia.commons)
zoom-in-whitePerbesar
John Dalton (Foto: wikimedia.commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
John Dalton dilahirkan di desa Eaglesfield, wilayah sebelah utara Inggris, pada 1766. Pendidikan formal John Dalton berakhir ketika berusia 11 tahun, karena ia memiliki kepintaran di atas rata-rata anak seusianya. Bahkan untuk mempelajari ilmu alam, ia mencari tahunya sendiri tanpa bantuan orang lain. Ketika berusia 12 tahun, John Dalton sudah menjadi seorang guru di sekolah dekat tempat tinggalnya. Menginjak usia remaja, dia pindah ke kota Kendal dan ketika berusia 26 tahun menetap di kota Manchaster hingga wafatnya pada 1844.
ADVERTISEMENT
Ketika berusia 21 tahun, John Dalton mempunyai minat yang sangat tinggi terhadap meteorologi. Tahun 1793, ia menerbitkan sebuah buku mengenai udara dan atmosfer, yang menjadi awal ketertarikannya terhadap sifat-sifat gas secara umum. Serangkaian percobaan telah dilakukan oleh John Dalton, hingga akhirnya pada 1801 ia menemukan dua hukum penting yang mengatur perilaku gas. Pertama, hukum yang menyatakan bahwa volume yang ditempati gas berbanding lurus dengan suhunya. Kedua, hukum tentang tekanan parsial, yang biasa dikenal dengan hukum Dalton.
John Dalton dikenal sebagai ilmuwan yang sangat cerdas, namun sebenarnya ia menderita sebuah kelainan, yang seharusnya membuat ilmuwan manapun menyerah karenanya, yaitu buta warna. Menariknya, kondisi tersebut malah membangkitkan rasa ingin tahunya. Ia mempelajari soal kebutaan warna dari berbagai aspek, dan akhirnya ia menerbitkan sebuah tulisan ilmiah mengenai hal itu. Hebatnya lagi, penelitian soal kebutaan warna itu menjadi yang pertama di dunia.
ADVERTISEMENT
John Dalton merupakan ilmuwan yang memperkenalkan hipotesis mengenai atom pada awal abad ke-19. Walaupun sebenarnya John Dalton bukanlah orang pertama yang menyatakan bahwa semua objek material terdiri dari sejumlah besar partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dihancurkan, alias atom. Hipotsis mengenai atom sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, sekitar 460-370 SM oleh filsuf Yunani, bernama Democritus.
Teori yang dibuat oleh Democritus tidak digunakan selama abad pertengahan, karena teorinya itu tdak diterima oleh Aristoteles. Beberapa ilmuwan terkemuka abad ke-17 percaya dengan teori Democritus, tetapi tidak dapat membuktikannya seacara ilmiah. Hingga akhirnya, John Dalton dapat menyajikan sebuah teori yang dasarnya dari teori Democritus secara presisi hasil penelitiannya di laboratorium. Teori yang dibuatnya menjabarkan konsep atom, molekul, unsur kimia, dan senyawa kimia. Dia menegaskan bahwa jumlah atom di alam semesta ini sangatlah besar, namun jumlah jenis atomnya tidak terlalu besar.
ADVERTISEMENT
Dalam bukunya, A New System of Chemical Philosophy, yang diterbitkan pada 1808, John Dalton mencantumkan satu tabel yang berisikan daftar berat relatif berbagai jenis atom. Tabel berat atom tersebut adalah yang pertama dalam sejarah, dan merupakan kunci dari teori atom kuantitatif di masa setelahnya. Teori yang dibuat oleh John Dalton menjadi teori utama yang dianut oleh mayoritas ilmuwan kimia, hanya dalam waktu 20 tahun setelah teori tersebut dikemukakan.
Sumber: Hart, Michael H. 2016. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Jakarta: Noura.