Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
John Winthrop, Tokoh Puritanisme Amerika yang Pernah Terlibat Pembantaian Sadis
22 Januari 2021 19:51 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
John Winthrop (1588-1649) adalah seorang pengacara Inggris yang paling dikenal sebagai seorang puritan yang memimpin kelompok imigran puritan Inggris ke Amerika Utara pada 1630 M. John Winthrop lahir di Suffolk, Inggris dari pasangan Adam dan Anne Winthrop pada tahun 1588 M. Mereka berasal dari kalangan ekonomi atas. Ayahnya menjadi direktur Trinity College, Cambridge.
ADVERTISEMENT
Winthrop dibimbing secara pribadi oleh ayahnya, bersekolah di sekolah umum, dan diterima di Trinity College pada usia 14 tahun pada 1602 M. Di Trinity, ia bertemu dengan dua nama terpenting dalam perkembangan Puritanisme di Amerika Utara kemudian, John Cotton (l. 1585-1652 M), ahli teolog Puritan dan pengkhotbah John Wheelwright (lc 1592-1679 M), yang diusir bersama Anne Hutchinson dari Koloni Teluk Massachusetts karena perbedaan agama.
Kehidupan religius mendominasi masa muda Winthrop. Dia sudah menjadi pemuja puritan pada saat dia berusia 15 tahun. Pada masa itu, orang-orang puritan menentang praktik dan kebijakan Gereja Anglikan dengan alasan bahwa gereja belum sepenuhnya membersihkan diri dari unsur-unsur Katolik selama Reformasi Protestan (1517-1648 M).
Di Amerika Utara, ia menjadi gubernur Koloni Teluk Massachusetts yang didirikan dua tahun sebelum ia datang. Winthrop juga dikenal sebagai pendiri kota Boston, Amerika Serikat. Sosoknya sebagai puritan sekaligus kepala pemerintahan, ia berani melawan para pembangkang agama seperti Roger Williams , Anne Hutchinson, dan Thomas Hooker. Mereka diusir dari koloni dan menetap di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Rhode Island dan Connecticut.
Winthrop menjabat sebagai gubernur Massachusetts Bay Colony selama 18 periode sejak kedatangannya hingga 1649 M. Ia mewujudkan kebijakan dan nilai-nilai Puritan Protestan serta intoleransi terhadap pandangan yang berbeda. Dia berperan tidak hanya dalam membangun koloni dan mengembangkannya tetapi juga untuk karya tulisnya, termasuk sejarah kolonisasi New England, A Model of Christian Charity yang terkenal dan A Little Speech on Liberty.
ADVERTISEMENT
Sayangnya di balik itu semua, kebijakannya terhadap penduduk asli Amerika ditandai dengan sikap merendahkan terhadap penduduk asli. Kemudian kebrutalannya dalam Perang Pequot (1636-1638 M), yang hampir memusnahkan suku Pequot. Ia memproklamirkan rasa syukur kemenangan dan menyatakan hari Thanksgiving untuk pembantaian lebih dari 700 orang Pequot. Sebaliknya, hari itu dikenang oleh penduduk asli Amerika sebagai Hari Berkabung setiap tahun pada hari libur Thanksgiving. Dia mendukung praktik perbudakan, memiliki budak, dan membantu penjualan dan pengangkutan suku Pequot sebagai budak ke daerah lain.
Sumber: ancient.eu