Konten dari Pengguna

Juan Peron, Pengagum Mussolini yang Menjadi Presiden Argentina

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
1 Oktober 2018 18:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Juan Peron, Tokoh Politik Argentina (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Juan Peron, Tokoh Politik Argentina (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Juan Peron adalah pendiri dan pemimpin Partai Peronis yang sangat berpengaruh di Argentina. Ia menjadi salah satu tokoh Amerika Latin ternama abad ke-20, yang berhasil membuat sebuah perubahan besar dalam politik Argentina.
ADVERTISEMENT
Juan Domingo Peron lahir di Lobos, Provinsi Buenos Aires, pada 8 Oktober 1895. Ia mendapat pendidikan militer di Colegio Militar dan Escuela Superior de Guerra. Pada 1930, Juan Peron ikut ambil bagian dalam sebuah pemberontakan militer melawan Presiden Hipolito Irigoyen. Ia pun kemudian ditunjuk sebagai sekertaris pribadi Menteri Peperangan periode 1930-1935.
Karier militer Juan Peron terus meningkat, mulai dari mengajar di Escuela Superior de Guerra, menjadi atase militer di Chlie selama setahun, menerbitkan buku mengenai sejarah militer, dan pergi ke Italia untuk mempelajari metode militer.
Selama berada di Italia, Juan Peron sangat mengagumi sosok Benito Mussolini. Setelah kembali ke Argentina pada 1941, Juan Peron bergabung dengan beberapa perwira militer yang melakukan sebuah kudeta pada Juni 1943.
ADVERTISEMENT
Juan Peron lalu mengambil alih kementerian perburuhan dan melakukan serangkaian perubahan gerakan buruh untuk memperlemah pengaruh-pengaruh partai kiri pada pihak buruh. Selain itu juga, ia memberlakukan undang-undang baru mengenai buruh dan membentuk serikat buruh baru.
Juan Peron mendapatkan popularitas di kalangan kelas pekerja karena berbagai kebijakannya. Tetapi ketika kekuasaannya menguat, setelah menjadi wakil presiden dan menteri perang, oposisi di kalangan militer semakin meluas di Argentina.
Pada Oktober 1945, Juan Peron dipaksa mengundurkan diri dari posisinya, kemudian ditahan dan dipenjara. Mundurnya Juan Peron dari kekuasaan memicu terjadinya krisis pemerintahan. Akhirnya kerusuhan pun pecah pada 17 Oktober 1945, yang dilakukan oleh para pendukungnya dari kaum buruh.
Selanjutnya, dilakukan sebuah pemilihan presiden, yang sangat represif dan tiranis. Juan Peron terpilih sebagai Presiden pada 1946, dengan kemenangan tipis dari lawannya. Ia lalu membentuk sebuah gerakan revolusioner yang disebut 'Peronismo'.
ADVERTISEMENT
Juan Peron membuat kebijakan-kebijakan buruh dan nasionalis, dibantu oleh istrinya, Evita Peron, yang cukup berpengaruh meskipun tidak masuk dalam pemerintahan resmi.
Evita Peron menjadi orang paling berpengaruh kedua di Argentina pada masa itu. Ia adalah mantan artis yang menikahi Juan Peron pada 1944. Setelah Juan Peron berkuasa, Evita memainkan peran besar dalam politik Argentina. Ia menjadi penghubung bagi kaum buruh, membentuk Yayasan Eva Peron, dan mengorganisasikan kaum wanita dari Partai Peronis.
Namun pada awal 1950-an, kepentingan kelas pekerja di Argentina mulai berkurang. Berbagai permasalahan pun muncul di dalam pemerintahan Juan Peron. Berbagai masalah ekonomi, meningkatnya kerusuhan buruh, kematian Evita Peron, dan komunikasi dengan Gereja Katolik Roma membuat pemerintahan Peron semakin melemah.
ADVERTISEMENT
Akhinrya pada 1955, Juan Peron digulingkan dari kekuasaannya oleh para tentara. Hal itu memperlihatkan adanya ketidaksenangan rakyat terhadap gaya pemerintahan Juan Peron yang diktator.
Selama 18 tahun dalam pembuangan, Juan Peron tetap mendapat dukungan yang cukup besar dari kaum buruh. Hal tersebut sangat mempengaruhi perpolitikan Argentina, mengingat pengikut Peronis mencapai satu juta orang dan berusaha memperoleh kekuasaan.
Juan Peron akhirnya diizinkan untuk kembali ke Argentina setelah kaum Peronis memegang kendali pemerintahan pada pemilu 1973. Juan Peron kembali terpilih sebagai presiden, dan istri ketiganya, Isabel de Peron, ditunjuk sebagai wakil presiden.
Pada 1974, ketika kembali memegang kekuasaan, Juan Peron meninggal dunia. Jabatan presiden pun digantikan oleh istrinya.
Sumber: Susanto, Ready. 2011. 100 Tokoh Abad ke-20 Paling Berpengaruh. Bandung: Nuansa
ADVERTISEMENT
Foto: commons.wikimedia.org
Juan Peron, Pengagum Mussolini yang Menjadi Presiden Argentina (1)
zoom-in-whitePerbesar