Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Jules Verne: Pelopor Novel Fiksi Ilmiah
15 Desember 2020 18:08 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jules Verne, lahir pada 8 Februari 1828 di Nantes, Perancis, dari pasangan Pierre Verne yang seorang pengacara, dan wanita berdarah Skotlandia, Sophie Allote de la Fuye. Jules memiliki seorang adik laki-laki bernama Paul dan tiga adik perempuan, Anna, Mathilde, dan Maria.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Pierre Verne, ayahanda Jules menginginkan putra tertuanya untuk mengikuti jejak karier ayahnya menjadi seorang pengacara sehingga mengirim Jules untuk belajar hukum di Paris pada tahun 1847. Namun, Jules muda memilih untuk mendalami dunia sastra, terlebih seni pertunjukan teater.
Setelah Jules lolos dalam ujian jurusan hukum pada tahun pertama, ia kembali ke Nantes. Saat pulang ke kampung halamannya itu dia bertemu dengan Rose Herminie Grossetiere yang setahun lebih tua darinya, wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Jules menuliskan sekitar 30 karya puisi yang ditujukan untuk Rose. Namun, diketahui jiga hubungan keduanya tidak direstui karena Jules dirasa yang belum memiliki masa depan yang jelas dan akhirnya Rose dinikahkan oleh kedua orangtuanya dengan seorang tuan tanah kaya raya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun Juli 1848, Jules memutuskan untuk kembali ke Paris guna menyelesaikan sekolah hukumnya dan menigkuti keinginan sang ayah. Tiga tahun berselang, Jules yang tetap menjalankan hobinya menulis, akhirnya lulus pada Januari tahun 1851.
Meski memiliki ijazah sekolah hukum, Jules ternyata lebih memilih untuk meniti karier sesuai dengan hasratnya dengan menjadi seorang penulis, namun sang ayah terus mendesak Jules untuk menjalani profesi sebagai pengacara. Hingga pada Januari 1852, sang ayah menawarkan Jules untuk membuka sendiri kantor praktik hukum di Kota Nantes. Namun, Juels menolak tawaran tersebut dan memilih menjadi penulis.
Selama merintis karier sebagai penulis, Jules diketahui banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan nasional Perancis. Disana ia membaca buku-buku sebagai referensi untuk karyanya, terutama buku yang berkaitan dengan penemuan terbaru dan geografi.
ADVERTISEMENT
Jules juga mulai mencoba menulis karya berbentuk skenario untuk sebuah pertunjukan, selain bekerja sebagai sekretatis di Theatre Lyrique dan sesekali merilis cerpen maupun esai ilmiah. Dari membaca buku-buku di perpustakaan nasional itulah, Jules mulai membayangkan dan berencana membuat penggabungan antara sebuah kisah petualangan fiktif dan fakta ilmiah.
Pada tahun 1857, Jules menikah dan bekerja sebagai broker untuk pasar saham Paris selama beberapa tahun. Pekerjaan itu dilakukannya demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya setelah menikah. Kendati demikian, hasrat Jules terhadap dunia sastra tidak putus. Jules tidak pernah berhenti membaca di perpustakaan dan menulis karya.
Pada September tahun 1862, Jules bertemu dengan Pierre-Jules Hetzel, yang kemudian setuju untuk mempublikasikan karya fiksi ilmiah pertamanya, dengan judul "Cinq semaines en ballon" atau "Lima Minggu di Sebuah Balon" (1863).
ADVERTISEMENT
Tulisan Jules diterbitkan di majalah milik Hetzel dan seketika menjadi best seller. Tak ayal, Jules mendapat tawaran kontrak jangka panjang yang ditawarkan oleh Hetzel. Jules pun menyambut dengan menyetujui kontrak tersebut. Dengan demikian Jules meninggalkan pekerjaannya sebagai broker dan menjadi penulis penuh waktu di majalah milik Hetzel.
Serangkaian karya fiksi ilmiah Jules tersebut kemudian dikenal sebagai "perjalanan luar biasa". Selama lebih dari 40 tahun lebih berkarier sebagai penulis, Jules telah menerbitkan lebih dari 60 karya fiksi ilmiah "perjalanan luar biasa".
Jika dibagi ke dalam fase, karya-karya tulisan Jules dapat dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah fase positivisme, yakni circa tahun 1862 hingga tahun 1886. Pada masa ini, Jules banyak menulis karya populer seperti "Perjalanan ke Pusat Bumi" (1863), "Dari Bumi Menuju Bulan (1865), "Mengelilingi Bulan" (1870), "20.000 Liga di Bawah Laut" (1870), serta "Mengelilingi Dunia dalam Delapan Hari" (1873).
Fase kedua, yakni dari tahun 1886 hingga kematiannya di tahun 1905. Masa-masa ini digambarkan sebagai masa pesimistis Jules. Karya-karya yang dihasilkan Jules selama masa ini pun berubah dari kisah perjalanan luar biasa menjadi kisah yang menceritakan bahaya teknologi yang ditimbulkan para ilmuwan yang dipenuhi keangkuhan.
ADVERTISEMENT
Karya-karya Jules pada fase ini di antaranya, "Pulau Terapung" atau "Pulau Baling-baling" (1895), "Demi Bendera" (1896), dan "Penguasa Dunia" (1904).
Perubahan sudut pandang penulisan Jules disebut pararel dengan masalah-masalah yang dihadapinya, seperti masalah dengan pertentang putranya, Michel, kesulitan ekonomi yang dialaminya, kematian sang mentor, Hetzel, serta insiden penembakan oleh keponakannya yang mengalami gangguan kejiwaan hingga melukai kakinya dan membuat Jules pincang.
Seiring dengan bertambahnya usia, kesehatan Jules pun mulai mengalami penurunan, salah satunya menderita diabetes. Hingga pada 24 Maret 1905, Jules meninggal di kediamannya di Amiens. Dia meninggal dengan meninggalkan setumpuk tulisan yang belum rampung di lemari kerjanya.
Meski sang penulis telah meninggal, namun karya-karya Jules Verne tetap berlanjut. Adalah putranya, Michel, yang melanjutkan kerja yang ditinggalkan sang ayah. Inilah fase ketiga karya Jules Verne, yakni dari 1905 hingga 1919, yang dilanjutan oleh Michel. Karya-karya terkenal pada fase ini di antaranya ada "Gunung Api Emas" (1906), "Pengejaran Meteor Emas" (1908), "Pilot Danube" (1908), dan "Rahasia Wilhelm Storitz" (1910).
ADVERTISEMENT
**
Referensi: