Konten dari Pengguna

Kartu Pos Masa Hindia Belanda

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
23 Februari 2017 20:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Heinrich von Stephan, Menteri Pos dan Telekomunikasi Jerman ialah sosok pencetus kartu pos pada 1869. Gagasannya pun dikembangkan oleh Emmanuel Hermann di sebuah akademi militer Wina, Austria. Berdasarkan konsep Emmanuel Hermann, pada 1 Oktober 1869 Jawatan pos Austria mulai mencetak ‘kartu korespondensi’. Kartu korespondensi kala itu dibuat kosong tanpa gambar. Kehadiran kartu korespondensi polos pun rupanya disambut positif masyarakat. Dalam waktu tiga bulan, tiga juta eksemplar laku keras.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan itu ditiru negara sekitar Austria, seperti Belanda sejak 1871. Hindia Belanda pun tak ketinggalan meski secara sembunyi-sembunyi. Hal ini kian terjadi adanya orang-orang Hidia Belanda melihat kebiasaan orang Belanda yang berkorespondensi di Hindia Belanda. Ketika ketentuan pos diperbaharui pada 1872, orang mulai menyukai kartu korespondensi berilustrasi, termasuk Hindia Belanda.
Kartu Pos Masa Hindia Belanda
zoom-in-whitePerbesar
18 Desember 1892 - koran terbesar di Batavia Java Bode memasang iklan penjualan kartu pos berilustrasi yang dipesan langsung dari Berlin, Jerman dan didistribusikan oleh perusahaan Visser & Co, Jakarta sampai Mühnickel di Buitenzorg, Bogor.
Semenjak dominasi Jerman akan dunia percetakan menurun, Belanda mulai mengadaptasi teknik cetak foto di atas kertas. Teknik itupun diperkenalkan di Hindia Belanda. Berangkat dari itulah ilustrasi kartu pos semakin bervariasi dan tidak bergantung jua ke impor Eropa. Ilustrasi kota Jakarta, Bogor, Serang tidak lagi menjadi sajian utama kartu korespondensi. Orang mulai tertarik dengan ilustrasi pulau Insulinde, Nusantara kala itu. Tidak hanya itu, simbol sakral pun tak luput dari ilustrasi kartu korespondensi, misalnya ilustrasi patung Buddha, Candi Borobudur yang digunakan untuk ucapan selamat tahun baru.
ADVERTISEMENT
Bila menilik kembali, ilustrasi kartu pos yang dikeluarkan di masa Hindia Belanda telah berhasil memperlihatkan keberhasilan dan kehidupan modern daerah koloni. Sehingga secara tidak langsung jua, kartu-kartu itu telah berhasil menunjukkan prestasi kolonialisme di tanah jajahannya.