Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kebangkrutan VOC
5 Maret 2017 9:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orang bilang VOC bukan lagi singkatan dari Vereenigde Oostindische Compagnie (Perusahaan dagang Hindia Timur Belanda) tetapi Vereenigde Oostindische Coruptie, yang artinya korupsi Hindia Timur Belanda.
ADVERTISEMENT
Sindiran tersebut muncul setelah kongsi dagang terbesar dunia tersebut ‘gulung tikar’ bukan karena kalah dalam persaingan dagang, tetapi karena ‘internal’ mereka yang haus akan kekayaan terus menerus melakukan korupsi. Pada 31 Desember 1799, VOC resmi ditutup karena telah mencapai puncak krisis yang bangkrut dan dilikuidasi sejak 31 Mei 1799.
Selain itu mereka juga meninggalkan Hutang sebesar 140 juta gulden. Usai menguasai perdagangan di jalur Asia, monopoli VOC semakin menjadi, bagaimana tidak VOC menguasai 80-90 perusahaan, pekerja yang awalnya 11.500 menjadi 24.879 orang pada 1753. Keberhasilan itu mengundang para petingginya untuk melakukan korupsi demi untuk gaya hidup mereka yang mewah. Gubernur Jenderal Van Hoom sempat menumpuk harta sampai 10 juta gulden saat kembali ke Belanda. Padahal gaji resminya saat menjadi gubernur hanya 700 gulden sebulan. Harta itu ia dapat dari uang upeti, sogokan calon pegawai, sampai manipulasi setoran hasil pribumi.
ADVERTISEMENT
Kebangkrutan VOC pada saat itu juga diakibatkan karena pecahnya perang melawan Inggris. Semua kantor VOC di patai direbut Inggris. Melihat kebangkrutan VOC yang sudah di depan mata pada 8 Agustus 1799 pemerintah Belanda mengumumkan pengambilan VOC di Batavia, sampai akhirnya Kongsi dagang tersebut dinyatakan secara resmi telah bubar.
Sumber : Tempo, 2 April 2002. Hal. 22 “Bangkrut Karena Korupsi”
foto : emaze.com