Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kecelakaan Pesawat Boeing 123 di Gunung Osutaka Tahun 1985: 520 Orang Tewas
23 Mei 2021 19:17 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peristiwa kecelakaan pesawat yang sangat mengerikan pernah terjadi di Gunung Osutaka, Jepang, pada 1985. Sebuah maskapai penerbangan Jepang, Boeing 123, yang mengangkut 524 orang menabrak puncak Gunung Osutaka. Kecelakaan itu mengakibatkan 520 orang meninggal, sehingga hanya menyisakan 4 orang yang selamat.
ADVERTISEMENT
Pesawat Boeing 123 itu membawa 509 penumpang dan 15 awak pesawat. Pesawat lepas landas dengan normal pada 12 Agustus 1985, pukul 18.12 dari Bandara Tokyo-Haneda menuju ke Osaka. Setelah 12 menit berada di udara pada ketinggian 23.900 kaki, dengan kecepatan 345 mil per jam, seluruh penumpang merasakan adanya getaran yang janggal dan mendengar suara yang amat keras.
Ternyata, dinding penyekat bagian buritan kapal pecah dan mengakibatkan hilangnya seluruh tekanan hidrolis navigasi.
Saat pilot kehilangan kendali, pesawat itu terjun hingga ketinggan 6.500 kaki dengan kecepatan 124 mil per jam. Keadaan itu sangat membahayakan dengan risiko mengalami kehilangan kecepatan terbang. Kapten kapal kemudian menggunakan dorongan mesin untuk menambah ketinggian hingga 13.400 kaki. Tetapi pesawat itu mulai jatuh kembali, kali ini dengan posisi nyaris secara vertikal.
ADVERTISEMENT
Sebelum jatuh menghantam tanah, pesawat itu menghantam punggung gunung, tetapi tidak jatuh di puncak yang ditumbuhi pepohonan lebat, hingga akhirnya pesawat berhenti di hutan Gunung Otsuka dalam keadaan telah hancur menjadi puing-puing. Pesawat itu berada sejauh 100 kilometer dari Tokyo, dan hanya mengudara selama 45 menit sebelum akhirnya jatuh.
Setelah menara pemantau mendapat sinyal kecelakaan, tim penolong segera bersiap untuk mengevakuasi pesawat tersebut. Tetapi mereka kesulitan mencapai tempat kejadian karena lokasinya yang sangat terpencil. Sehingga para penumpang, yang mungkin selamat, harus menunggu hingga pagi hari.
Pemandangan di tempat kejadian sangatlah mengerikan. Potongan-potongan tubuh manusia bertebaran di seluruh area hutan dan juga ditemukan di pepohonan beberapa meter dari lokasi jatuhnya pesawat.
ADVERTISEMENT
Empat orang penumpang yang selamat, yakni seorang pramugara, seorang anak perempuan berusia 12 tahun, dan seorang ibu bersama putrinya yang berusia 8 tahun, semuanya duduk di bagian belakang pesawat. Entah bagaimana caranya mereka dapat selamat dari benturan, walau mengalami patah tulang dan luka-luka lainnya yang cukup serius.
***
Referensi: