Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kegagalan Guy Fawkes Ubah Sejarah Inggris
21 Februari 2019 10:42 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pria Katolik asal London ini mendapat penghormatan besar sebagai martir perjuangan bagi agamanya. Lahir di tengah keluarga Yorkshire terpandang, Guy Fawkes, hidup pada masa di mana para penguasa Protestan memberlakukan banyak aturan yang menindas masyarakat Katolik.
ADVERTISEMENT
Peran Fawkes yang paling dikenang adalah ketika ia ikut berpartisipasi dalam “Gunpowder Plot”, sebuah tindakan nekad untuk meledakkan gedung Parlemen Inggris, yang pada akhirnya mengalami kegagalan.
Meski begitu, di Inggris setiap tanggal 5 November diperingati sebagai Hari Guy Fawkes (Guy Fawkes Night). Perayaan itu biasanya melibatkan kembang api, anak-anak bertopeng yang meminta “satu penny”, dan sejumlah pembakaran boneka yang disimbolkan sebagai Fawkes.
Guy Fawkes sebenarnya dibesarkan sebagai Protestan, tetapi pindah agama setelah ibunya menikah dengan seorang Katolik. Ketika berusia 23 tahun, Fawkes menjual banyak tanah milik keluarganya, dan meninggalkan Inggris untuk berperang bersama pasukan Spanyol. Wajahnya yang tampan, ditambah keberaniannya selama di medan perang, membuat Fawkes menjadi prajurit favorit masyarakat Spanyol.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Fawkes mendapat pengetahuan agama yang baik dari keluarganya, sehingga ketika tim Persengkokolan Mesiu, yang fanatik terhadap Katolik, mengajaknya bergabung memperjuangkan masyarakat Katolik Inggris. Fawkes kembali ke tanah airnya pada 1604.
Fawkes yang wajahnya tidak dikenal oleh penguasa Inggris, ditambah pengalaman militernya, banyak diberi tugas mengamati keadaan di sekitar gedung Parlemen. Berbekal informasi yang diperoleh Fawkes, kelompok itu mulai menggali terowongan di bawah gedung pemerintahan tersebut.
Setelah dua bulan penggalian, akhirnya kelompok itu menemukan jalan masuk ke ruang bawah tanah gedung parlemen. Mereka segera memasang batang-batang besi dan batu di atas 36 kotak besar berisi mesiu agar ledakannya dapat membunuh semua orang di dalam gedung, termasuk Raja James I dan anggota-anggota Parlemen Protesan.
ADVERTISEMENT
Namun saat rencana besar kelompok itu akan dijalankan dan tampaknya akan mengubah sejarah Inggris untuk selamanya, salah seorang anggota persekongkolan, William Parker, beralih menjadi Protestan dan melaporkan rencana itu kepada parlemen.
Tanggal 4 November 1604, sesaat sebelum mesiu itu dinyalakan, Fawkes ditangkap oleh pihak berwajib. Ia kemudian dibawa ke Menara London untuk diinterogasi, tetapi menolak untuk memberikan informasi apapun.
Namun setelah mendapat penyiksaan habis-habisan, akhirnya Fawkes menandatangani surat pengakuan yang isinya menyebutkan identitas seluruh anggota persekongkolan itu.
Dijatuhi hukuman atas pengkhianatan terhadap negara, Fawkes tetap teguh sampai akhir hayatnya dan menolak melepaskan kepercayaan Katoliknya. Tanggal 31 Januari 1606, Fawkes beserta anggota persekongkolan yang lain dihukum gantung, dipenggal, dipotong menjadi empat bagian, dan ditenggelamkan di depan gedung yang mati-matian ingin mereka hancurkan.
ADVERTISEMENT
Sumber: Krall, Sarah. 2008. 100 Tokoh Legendaris yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma