Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Kegiatan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Mataram
9 Februari 2018 11:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Beberapa prasasti kerajaan Mataram menggambarkan mengenai kegiatan ekonomi di desa-desa yang ada di sekitar kerajaan Mataram. Seperti dalam prasasti Panggumulan menyebutkan adanya orang-orang yang menjual beras dari Desa Tunggalangan ke pasar di wilayah Desa Sindangan. Barang dagangan yang dibawa tersebut diangkut menggunakan magulungan (pedati), dan ada yang dibawa dengan maparahu (perahu). Bahkan ada beberapa barang dagagan yang dipikul oleh para pedagang tersebut, atau dalam prasasti disebutkan pinikul dagangannya. Dengan digunakannya pedati dan perahu untuk sarana membawa barang dagangan, diketahui bahwa sistem perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat Mataram sudah terjalin dalam wilayah yang sangat luas.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa istilah untuk menyebut pedagang di wilayah Mataram, seperti yang disebutkan oleh Jan Wisseman, yaitu abakul untuk menyebut pedagang eceran, banyaga untuk menyebut pedagang besar yang melakukan perdagangan antar pulau bahkan intenasional, dan adagang untuk menyebut pedagang grosiran. Para pedagang di pasar biasanya menjual barang-barang hasil bumi, seperti beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu. Selain itu dijual pula hasil industri rumah tangga, seperti alat perkakas dari besi, pakaian, payung, keranjang, dan anyaman-anyaman bambu. Binatang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, itik dan ayam juga diperjualbelikan di sana.
Pada zaman Mataram Kuno, masa pemerintahan Dharmawangsa Airlangga, berkembang perdagangan antar pulau dan perdagangan internasional yang menawarkan hasil bumi dari sekitar kerajaan Mataram, termasuk hasil pertanian masyarakat. Prasasti Kamalagyan menyebutkan adanya para pedagang besar dari pulau-pulau dan kerajaan-kerajaan di seluruh wilayah Nusantara yang datang ke Hujung Galuh, pelabuhan di Jawa Timur. Beberapa prasasti raja Airlangga menyebut orang-orang asing dari Asia Selatan dan Asia Tenggara menetap di Pulau Jawa dalam waktu yang cukup lama untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan kerajaan Mataram dan beberapa kerajaan di Jawa.
ADVERTISEMENT
Prasasti-prasasti kerajaan Mataram tidak menyebutkan adanya kegiatan ekspor oleh masyarakat Mataram, tapi ada satu barang yang diimpor oleh kerajaan yaitu kain buatan India. Walaupun demikian data mengenai kegiatan ekspor di Mataram dapat diperoleh dari laporan-laporan bangsa Tiongkok. Dalam laporan tersebut digambarkan secara umum kegiatan ekpor di pulau Jawa, dan ada beberapa yang mengkhususkan ke Kerajaan Mataram.
Sumber : Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : Balai Pustaka.