Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Keimin Bunka Shidoso, Organisasi Kebudayaan Masa Kependudukan Jepang
12 Februari 2017 13:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keimin Bunka Shidoso (Organisasi Kebudayaan) Keimin Bunka Shidoso merupakan sebuah organisasi bawahan naungan Sedenbu yang bergerak di dalam 5 bidang yakni kesustraan, lukisan, musik, sandiwara, dan film. Adapun regulasi yang dikeluarkan Keimin Bunka Shidoso mengacu pada UU Film Departemen Dalam Negeri Jepang, di Tokyo, Juli 1938 dengan reivisinya pada Oktober 1939 yang berisi pembuatan, pengaturan, dan pengawasan substansial skenario film, mekanisme sensor, sekaligus perketatan perusahaan perfilman. Pada masanya, Keimin Bunka Shidoso melakukan sebuah pengawasan penuh kepada Nippon Eiga Sha atau Nichi’ei (organisasi penanganan produksi film, April 1943) yang sebelumnya bernama Djawa Eiga Kosha / Korporasi Film Jawa, September 1942 dan Ega Haikyu Sha / Eihai yang bertugas menangani pendistribusian film propaganda. Adapun beberapa kebijakan dan eksekusi yang dilakukan Keimin Bunka Shidoso, diantaranya : a. Melakukan upaya pengenalan musik bende Jepang, musik yang berindikasi lagu Jepang orisinil dan propaganda diberbagai tempat publik, seperti sekolah, tempat kursus, pertemuan organisasi b. Menggencarkan pemaparan sandiwara yang bertujuan untuk memutuskan, mendistribusikan cerita grup teater c. Mengintensifkan penayangan film propaganda dengan alasan utama efisiensi dan efektivitas upaya propaganda d. Tahun 1942, menyita perusahaan perfilman di Hindia Belanda seperti Java Industrial Film, Ton’s Film, Coy dan Union Film diawal kedudukan Jepang oleh staf Sedenbu yang notaben dilakoni personil AD ke-16 guna memberikan keamanan akan tandingan film propaganda Jepang. Tidak berhenti sampai di sana, Keimin Bunka Shidoso pun mendirikan Djawa Eiga Kosha / dengan regulasi tambahannya yakni untuk menurunkan tarif tiket bioskop e. Memberlakukan nyeni tradisional keliling disetiap distrik guna memberikan penerangan akan perihal perang kepada berbagai segmen kalangan pribumi f. Memberlakukan dengan tegas terhadap 12 bioskop di Jawa Barat, 3 di Jawa Tengah, dan 9 di Jawa Timur sebagai bioskop khusus pemutaran film ataupun dokumenter propaganda Bila dilihat dari ranah kontrol Keimin Bunka Shidoso dapat dilihat bahwa ranah propaganda yang diutamakannya ialah perfilman. Hal ini dikarenakan Jepang beranggapan bahwa film merupakan media efisien dan efektif dalam penyampaian pesan propaganda lantaran berbagai hal, yaitu (a) media yang tepat guna dalam indoktrinasi mengingat tingginya angka buta huruf (b) telah terbukti berhasil lantaran pernah dipakai untuk melawan Cina pada 1930-an.
ADVERTISEMENT