Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kekuasaan Baru Dataran Tiongkok oleh Dinasti Chou
20 Maret 2018 11:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah runtuhnya dominasi Dinasti Shang, kekuasaan dataran Tiongkok seluruhnya beralih ke masa Dinasti Chou. Seorang raja yang berhasil membawa Dinasti Chou ke puncak kekuasaannya adalah Wu Wang, yang berhasil mengalahkan kaisar Dinasti Shang. Kekuasaan Dinasti Chou atas wilayah Tiongkok berlangsung dari tahun 1066 SM sampai dengan 256 SM.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah Tiongkok Kuno tercatat bahwa Dinasti Chou membagi kekuasaannya di dua era yang berbeda. Era pertama dinamakan Dinasti Xi Chou, berlangsung sejak 1066 SM sampai 771 SM, berkuasa di wilayah barat Tiongkok. Era kedua dinamakan Dong Chou, berlangsung sejak 770 SM sampai 256 SM, berkuasa di wilayah Timur Tiongkok.
Pada periode Dinasti Chou Barat, ibukota kerajaan berada di Kota Hao, yang sekarang menjadi provinsi Shensi wilayah barat. Ciri khas dari era Dinasti Chou Barat adalah perkembangan sistem feodalisme yang cukup kental. Sedangkan pada era Dinasti Chou Timur, sistem feodalisme yang sebelumnya dianut mulai ditinggalkan. Hal itu terjadi karena pemerintahan tidak sanggup menjamin kekuasaan raja secara lebih efektif. Selama masa kekuasaan Dinasti Chou Timur, sistem pemerintahan dibagi menjadi periode Musim Semi-Musim Gugur, dan periode Negara Berperang.
ADVERTISEMENT
Pada periode Musim Semi-Musim Gugur, Dinasti Chou sedang mengalami kemunduran secara politik, termasuk kekuasaan pemerintah atas wilayah Chou. Pertikaian-pertikaian untuk merebut kekuasaan terjadi di beberapa wilayah lokal, yang dipimpin oleh suku-suku kecil di wilayah Chou. Mereka menginginkan perluasan kekuasaan agar dapat membentuk pemerintahan baru menggantikan pemerintahan Chou yang dianggap tidak mampu memecahkan masalah.
Konflik yang terus terjadi di wilayah Chou membuat filsuf-filsuf, seperti Konfusius, Meng Tse, dan Lao Tse, bermunculan. Para pemikir tersebut muncul dengan ide untuk memecahkan kegaduhan politik yang telah menghancurkan kehidupan masyarakat di wilayah kerajaan Chou.
Kemudian periode kekuasaan beralih pada masa Negara Berperang, yang memunculkan banyak bangsawan dan penguasa lokal yang sudah membelot dari pemerintahan Dinasti Chou. Perpecahan demi perpecahan yang terjadi di wilayah itu membuat mereka terpecah. Wilayah Chou dipenuhi oleh daerah-daerah kecil dengan pemimpin mereka masing-masing yang terus memperluas kekuasaannya. Periode Negara Berperang terus berlangsung, hingga muncul Dinasti Qin yang mampu menyatukan seluruh wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Sumber : Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta : Brilliant Book.
Foto : pulsk.com