Kepandaian Aspasia yang Picu Perang Besar Yunani

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2018 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika menulis tentang Aspasia, lebih dari 2000 tahun setelah kematiannya, Presiden Amerika, John Adams, pernah berkata, “Kuharap beberapa pria terhebat di sini memiliki istri seperti dia”.
ADVERTISEMENT
Dikisahkan Aspasia hidup di zaman terhebat dalam sejarah manusia, yaitu ketika peradaban klasik tumbuh subur di Yunani dan Romawi Kuno. Banyak catatan sejarah yang menceritakan mengenai kisah-kisah pria hebat saat itu dengan berbagai prestasinya yang menakjubkan, sebut saja Socrates, Plato, dan Euripedes.
Namun demikian, sangat sedikit informasi yang menjelaskan mengenai kisah kehidupan wanita-wanita hebat yang sezaman dengan tokoh-tokoh tersebut. Salah satu hal yang mungkin terjadi adalah karena saat itu peran wanita identik dengan peran seorang budak, penghibur, atau istri yang terkurung di rumah.
Terkadang keadaan itu juga dialami oleh selir-selir kaisar, yang kegiatannya banyak dibatasi. Berbagai kegiatan sosial hanya dilakukan oleh kaum pria, sehingga para wanita selalu dijauhkan dari kehidupan publik.
ADVERTISEMENT
Aspasia, dilahirkan di Miletus di Yunani Timur, memulai kehidupannya di Athena sekitar tahun 450 SM. Sebagai orang asing, berdasarkan hukum yang berlaku di Athena, ia dilarang untuk menikah. Sehingga Aspasia menjadi salah satu bagian dari kelompok wanita “hetaerae”, yaitu pendamping wanita yang berpendidikan tinggi, dengan status lajang.
Aspasia sedang berdebat bersama Socrates (Foto: wikipedia.org)
Status perkawinannya itulah yang membuat kelompok heataerae dapat bebas belajar, menghadiri ceramah para filsuf, dan bahkan terlibat dalam perdebatan yang dilakukan oleh para pria. Padahal saat itu, hal yang dilakukannya sangat tabu jika dilakukan oleh wanita lain, apalagi yang sudah menikah.
Dikenal sebagai wanita yang cerdas dan cantik, Aspasia membuka sebuah sekolah filsafat dan retorika di Athena. Rumahnya pun menjadi tempat paling populer di Yunani. Rumah Aspasia sering dikunjungi oleh para pelajar, politisi, dan filsuf terkemuka, termasuk Plato, yang mengatakan bahwa Aspasia mengajarinya teori cinta.
ADVERTISEMENT
Politisi yang selalu hadir di setiap pelajaran Aspasia adalah Pericles, ketua hakim Athena. Di bawah pemerintahannya Athena menjadi negara-kota yang demokratis, dan memerintah sebagai pusat negara intelek di Yunani.
Pericles ternyata jatuh cinta kepada Aspasia. Namun karena Aspasia tidak dilahirkan di Athena, maka menurut hukum yang berlaku ia tidak dapat menjadi istri sah Pericles.
Karena terlanjur jatuh hati, Pericles pun memilih untuk menceraikan istrinya, dan menikahi Aspasia. Sejak saat itu, Aspasia bertindak sebagai penasihat hukum, dan orang kepercayaan Pericles, yang membantu pemerintahannya melawan kaum bangsawan guna menegakkan demokrasi di Athena.
Sebagian sejarawan beranggapan bahwa salah satu orang yang bertanggung jawab pada terjadinya Perang Peloponnesia adalah Aspasia. Mereka yakin bahwa Pericles melakukan perang itu atas desakan dari Aspasia.
ADVERTISEMENT
Namun, para sejarawan pun memuji Aspasia karena menuliskan sebuah pidato yang sangat membangun bagi pasukan Pericles setelah perang berakhir.
Banyak penduduk Athena yang sebenarnya marah kepada Pericles karena hubungannya dengan Aspasia, yang merupakan orang asing bagi warga Athena. Tetapi, para penduduk yang marah tidak bisa menentang keputusan Pericles secara langsung, sehingga mereka menuduh Aspasia bersikap tidak hormat terhadap para dewa.
Pericles lalu memberikan pembelaan untuk meyakinkan para penduduk Athena atas keputusannya menikahi Aspasia. Akhirnya Aspasia pun diputuskan tidak bersalah, dan dibebaskan dari tuduhan.
Sumber: Rolka, Gail Meyer. 2005. 100 Wanita yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma
Foto: commons.wikimedia.org