Kerajaan Inderapura, Penguasa Wilayah Pesisir Barat Sumatera

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
29 Mei 2018 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wilayah Kerajaan Inderapura (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Wilayah Kerajaan Inderapura (Foto: Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Kerajaan Inderapura awalnya adalah bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung. Namun, kerajaan ini mulai memisahkan diri setelah melemahnya kekuasaan Kerajaan Pagaruyung selama abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan beberapa penguasa di wilayah pesisir Minangkabau, seperti Inderagiri dan Jambi, Inderapura mulai membentuk pemerintahan baru yang terpisah dari pemerintah induknya. Lokasi Kerajaan Inderapura berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Jambi.
Ketika masa kejayaannya, Kerajaan Inderapura menguasai kawasan pesisir barat Sumatera, mulai dari Padang sampai Sungai Hurai. Produk-produk perdagangan yang dapat dihasilkan dari wilayah Inderapura adalah lada dan emas.
Belum diketahui secara pasti kapan Inderapura benar-benar merdeka dan membentuk pemerintahan baru. Perkembangan yang terlihat dari kerjaan itu dimulai ketika Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511.
Arus perdagangan yang sebelumnya berpusat di wilayah Selat Malaka beralih ke pantai barat Sumatera dan Selat Sunda. Hal itu tentu saja menguntungkan kerajaan-kerajaan yang berada di sepanjang pantai barat Sumatera, termasuk Kerajaan Inderapura yang menghasilkan produk lada terbaik di wilayah Sumatera ketika itu.
ADVERTISEMENT
Memasuki pertengahan abad ke-16, Kerajaan Inderapura menjalin hubungan diplomasi dengan Banten dan Aceh. Pada masa itu, Kesultanan Aceh sedang gencar melakukan ekspansi memperluas wilayah kekuasaannya, sehingga Inderapura yang memiliki kekuatan militer jauh di bawah Aceh memilih untuk menjalin kekerabatan dengan Aceh.
Akhirnya jalan pernikahanlah yang dipilih oleh Kerajaan Inderapura, yaitu antara Raja Dewi (Putri Sultan Munawar Syah) dengan Sultan Firman Syah (saudara raja Sultan Ali Ri’ayat Syah). Hubungan perkawinan ini sangat menguntungkan Kerajaan Inderapura baik secara ekonomi ataupun politik.
Kerajaan Inderapura memiliki pengaruh yang cukup besar di Kesultanan Aceh, salah satunya terlihat dari keturunan Inderapura, yakni Sultan Buyong yang berhasil memerintah Aceh dari 1586 sampai 1588.
Berdasarkan laporan dari pemerintah Belanda, pada 1616 Inderapura berkembang menjadi sebuah kerajaan yang sangat makmur di bawah pemerintahan Raja Itam. Ada sekitar 30.000 rakyat Inderapura yang berhasil mengembangkan hasil pertanian penting, seperti beras dan lada.
ADVERTISEMENT
Pada 1624, ketika dipimpin oleh Raja Besar, VOC berhasil membuat perjanjian dengan pemerintah Inderapura dalam melakukan hubungan dagang agar terbebas dari pajak perdagangan.
Keregangan hubungan antara Aceh dan Inderapura terjadi ketika Sultan Iskandar Muda naik tahta. Kerajaan Inderapura menolak kebijakan Kesultanan Aceh yang memasang pajak perdagangan yang sangat tinggi.
Hal itu lantas memancing kemarahan pemerintah Aceh, yang kemudian mengirimkan pasukannya ke wilayah Inderapura pada 1633. Raja Puti yang memerintah Inderapura ketika itu dihukum mati, berserta beberapa pejabat pemerintah lainnya. Setelah itu Aceh menempatkan panglima perangnya di Inderapura.
Namun, ketika Sultan Iskandar Muda wafat, kendali Aceh terhadap wilayah kekuasaannya mulai melemah, termasuk di wilayah Inderapura. VOC pun akhirnya semakin leluasa menancapkan pengaruhnya di Inderapura.
ADVERTISEMENT
Penguasa Inderapura lantas menolak pengaruh VOC sehingga pada 6 Juni 1701, VOC mengirimkan pasukannya dan berhasil mengendalikan Inderapura. Pada 1792, VOC benar-benar menguasai wilayah Inderapura.
Sumber: Gustama, Faisal Ardi. 2017. Buku Babon Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Brilliant Book.