Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Kerajaan Kanjuruhan: Kerajaan Hindu di Bawah Kekuasaan Mataram Kuno
29 April 2018 11:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kerajaan Kanjuruhan merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-8 M, diperkirakan sezaman dengan kerajaan Tarumanegara dan kerajaan Kalingga. Wilayah kekuasaan kerajaan Kanjuruhan berada di sekitar Kota Malang, tepatnya di daerah Dinoyo, Merjosari, Tlogomas, dan Ketawanggede.
ADVERTISEMENT
Bukti tertulis keberadaan kerajaan Kanjuruhan dapat ditemukan pada Prasasti Dinoyo, yang dibuat pada 760 M. Prasasti tersebut berupa lempengan batu berukir yang berisi beberapa baris tulisan beraksara Jawa Kuno dan bahasa Sansekerta.
Dalam prasasti Dinoyo dikisahkan ada seorang raja bernama Dewa Singha yang memerintah sebuah keraton besar, yang disucikan oleh api Sang Siwa. Disebutkan Dewa Singha mempunyai putra bernama Liswa, yang menggantikan kekuasaannya setelah ia wafat. Liswa memerintah kerajaan Kanjuruhan dengan gelar Raja Gajayana.
Di bawah pimpinan Raja Gajayana, kerajaan Kanjuruhan berada pada puncak kekuasaannya. Kerajaan berkembang pesat di segala bidang, seperti ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.
Raja Gajayana membuat sebuah tempat pemujaan bagi Resi Agastya, termasuk arca yang menggambarkan dewa tersebut. Tempat pemujaan itu berada di salah satu bagian Candi Badut, tetapi saat ini sudah tidak ada.
Diperkirakan, kekuasaan kerajaan Kanjuruhan tidak bertahan lama. Kerajaan itu akhirnya berada di bawah kekuasaan Mataram Kuno. Walaupun pemerintahannya masih ada, tetapi status kekuasaannya berada di bawah Mataram Kuno. Sehingga mereka tidak memiliki wilayah kekuasaan sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika kerajaan Medang atau Mataram Kuno diperintah oleh Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung, raja Kanjuruhan memberikan sebuah bangunan candi di kompleks Candi Prambanan. Candi perwara atau pengiring itu ditempatkan di sebelah timur kompleks, yang menandakan kerajaan Kanjuruhan telah mengabdi pada kerajaan Mataram.
Beberapa orang beranggapan bahwa kerajaan Kanjuruhan ditaklukan oleh kerajaan Mataram Kuno sehingga mereka bersedia berada di bawah kekuasannya. Namun tidak bukti yang mengarah pada peperangan antara kerajaan Kanjuruhan dengan kerajaan Mataram, sehingga pernyataan itu dianggap tidak tepat. Dalam struktur pemerintahan Raja Balitung, raja Kanjuruhan dikenal dengan sebutan “Rakryan Kanuruhan”, yang artinya “Penguasa Daerah di Kanuruhan”.
Sumber : Gustama, Faisal Ardi. 2017. Buku Babon Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Yogyakarta : Brilliant Book
ADVERTISEMENT
Foto : budayajawa.id