Kerajaan Larantuka, Kerajaan Katolik Penguasa Wilayah Nusa Tenggara

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Juni 2018 15:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerajaan Larantuka, Nusa Tenggara Timur (Foto: Dok: youtube.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerajaan Larantuka, Nusa Tenggara Timur (Foto: Dok: youtube.com)
ADVERTISEMENT
Kerajaan Larantuka adalah salah satu kerajaan di Indonesia yang pernah menguasai wilayah Nusa Nipa, atau Kepulauan Nusa Tenggara, tepatnya di wilayah Nusa Tenggara Timur. Kerajaan ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-13 M.
ADVERTISEMENT
Beberapa wilayah kekuasaan kerajaan Larantuka ketika itu adalah Pulau Solor, Pulau Lembata, Pulau Adonara, dan Pulau Flores. Pusat pemerintahan kerajaan ini berada di Pulau Flores bagian timur. Pulau-pulau wilayah kekuasaan kerajaan Larantuka menghasilkan kayu cendana yang banyak diburu oleh orang-orang Eropa.
Pada abad ke-14 M, pengaruh kerajaan Majapahit diduga kuat masuk ke wilayah kerajaan Larantuka. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit menaklukkan wilayah Nusa Tenggara, termasuk Kerajaan Larantuka. Dalam kitab Nagarakartagama, wilayah Kerajaan Larantuka disebut sebagai Galiyao.
Kerajaan Larantuka diketahui didirikan oleh Pati Golo Arakian dan Watowele, pasangan suami istri yang tinggal di wilayah Flores. Watowele diyakini sebagai keturunan langsung Suku Ile Jadi, yang merupakan suku asli wilayah Nusa Tenggara yang dikeramatkan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Pati Golo Arakian merupakan peranakan dari Timor dan Jawa. Ketika keduanya mendirikan kerajaan di Nusa Tenggara, nama kerajaan itu adalah Kerajaan Ata Jawa.
Nama kerajaan kemudian berubah menjadi Larantuka ketika masa pemerintahan raja ketiganya, yakni Sira Demon Pagu Molang. Pada masa ini sistem pemerintahan kerajaan sudah lebih teratur, dan diyakini sebagai fondasi awal pemerintahan kerajaan yang sesungguhnya.
Memasuki abad ke-16 M, wilayah Nusa Tenggara diduduki oleh bangsa Portugis dari Eropa. Kawasan Larantuka awalnya dijadikan sebagai tempat singgah bangsa Portugis dari Malaka sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Maluku.
Namun bangsa Portugis menemukan banyak hasil bumi yang akan disenangi oleh orang-orang Eropa. Maka mereka pun membangun koloninya di kawasan Nusa Tenggara. Kerajaan Larantuka mendapatkan pengaruh budaya Portugis yang cukup kental, termasuk mengubah sistem kerajaannya menjadi bercorak Katolik.
ADVERTISEMENT
Raja-raja selanjutnya dari Kerajaan Larantuka pun banyak yang mendapat gelar dengan nama Portugis. Mereka dibaptis menggunakan nama Katolik, dengan marga Diaz Viera De Godinho, beserta gelar Don.
Statusnya sebagai kerajaan Katolik menjadikan peran para penguasa, di samping sebagai pemimpin pemerintahan, juga sebagai pemimpin agama Katolik. Raja berhak mengatur kegiatan-kegiatan keagamaan yang bersifat sakral.
Setelah bangsa Portugis pergi, pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan di wilayah Larantuka. Pada abad ke-20, pemerintahan Kerajaan Larantuka dibubarkan, dan diganti dengan wilayah administratif yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah Indonesia meredeka, wilayah kekuasaan Larantuka dimasukkan ke dalam wilayah administratif Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sumber: Gustama, Faisal Ardi. 2017. Buku Babon Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Yogyakarta: Brilliant Book
ADVERTISEMENT