Konten dari Pengguna

Keroncong Tugu : Orkes Para Keturunan Portugis

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
8 Maret 2017 14:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Kampung Tugu sendiri berasal dari sebuah Prasasti bernama Tugu. Pada awalnya Prasasti Tugu yang ditemukan dianggap batu keramat, sehingga acapkali didatangi oleh masyarakat sebagai tempat pemujaan. Penduduk Kampung Tugu merupakan keturuanan Portugis, yang berasal dari tawanan-tawanan perang dari daerah-daerah yang diduduki Potugis masa itu, seperti Goa, Malabar, Koromandel, Bengal, Arakan, dan Malaka.
ADVERTISEMENT
Selain prasasti, di Kampung Tugu terdapat sebuah Gereja Tugu yang dibangun pada 1744 peninggalan masa Kolonial VOC. Letak geografis Kampung Tugu yang yang terpencil dan sunyi, menyebab para penghuninya mulai berpikir untuk membuat suasana menjadi lebih ramai, sehingga munculah ide untuk membuat peralatan musik. Alat musik yang terbentuk kemudian berupa gitar kecil yang ketika dimainkan menimbulkan bunyi crong...crong...crong sampai akhirnya gitar ‘mungil’ tersebut diberi nama keroncog, tidak membutuhkan waktu cukup lama bagi ‘musik keroncong’ untuk berkembang. Selain sebagai hiburan dikala sepi musik keroncong ini mampu menjadi unsur pengikat komunitas masyarakat Tugu keturunan Portugis.
foto : anakbetawiblog.wordpress.com
sumber : Rosyadi, Toto Sucipto.2006. Profil Budaya Betawi. Bandung : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional 
ADVERTISEMENT