Konten dari Pengguna

Keterlibatan Soekarno Dalam Tata Letak Kota Jakarta

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
26 Februari 2017 1:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Marilah saudara-saudara, hai Saudara-saudara Djakarta, kita bangun kota Djakarta ini dengan semegah-megahnya. Megah bukan saja materil; megah, buan saja ia punyakarena gedung-gedungnya pencakar langit; megah, bukan saja ia punya boulevard-boulevard, lorong-lorong indah; megah, didalam segala arti, sampai di dalam rumah-rumah kecil dari pada marhaen di kota Djakarta harus ada rasa kemegahan.
ADVERTISEMENT
Petikan pidato tersebut merupakan salah satu pidato yang dibacakan Soekarno dengan lantang pada 1962, Soekarno bukan hanya turut andil penting dalam konstruksi kota Jakarta, lebih dari itu Soekarno terjun langsung dalam proses pembangunan tata letak kota yang ia rencanakan. Soekarno merupakan lulusan teknik sipil pada 1926 dan pernah bekerja sebagai arsitek swasta selama setahun sebelum terjin ke dunia politik, membuat ia banyak tahu mengenai bangunan dan tata letak kota yang kemudian ia terapkan di Jakarta.
Dalam hal ini, ia memiliki banyak kesamaan dengan seorang arsitek berpandangan utopia kontemporer bernama Le Corbusie. Contoh awal ide-ide Soekarno dapat dilihat pada perkembangan lapangan pusat kota. Pada 1950, Soekarno mengungkapkan keinginanannya agara nama lapangan tersebut diganti menjadi Lapangan Merdeka, dan semua bangunan sementara yang ada disana harus dibongkar lalu kemudian dibangun Monumen Nasional (Monas).
ADVERTISEMENT
Selain itu Soekarno juga memindahkan poros utama kota, ia bertekad memberikan gambaran modern bagi Jakarta merdeka yang difokuskan di Jalan Thamrin yang membentang dari sudut baratdaya Lapangan Merdeka menuju Jalan Sudirman dan Kabyoran Baru. Soekarno merupakan pemimpin yang menyukai simbol-simbol agung, sehingga membuat Jakarta menjadi kota yang menakjubkan, besar dan modern tidak kalah dengan negara-negara besar serta modern lainnya, sehingga wajar jika ia sangat berambisi membangun gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung yang menarik perhatian. 
Sumber : Blackburn, susan. 2011. Sejarah Jakarta 400 Tahun. Diterjemahkan oleh : Gatot Triwira. Jakarta: Mapus Jakarta
Foto : omnduut.com