Konten dari Pengguna

Kisah Brunei dalam Catatan Sejarah Melayu yang Dimiliki Pejabat Inggris

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
15 Desember 2020 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masjid di Brunei. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Masjid di Brunei. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
“Silsilah Raja-raja Brunei; "The Manuscript of Pengiran Kesuma Muhammad Hasyim", judul manuskrip itu adalah salinan manuskrip pusaka kerajaan Brunei yang diberikan kepada Sir Hugh Low. Dia adalah pejabat Sekretaris Negara Sarawak yang merupakan koloni Kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
Salinan manuskrip itu dibuat pada paruh akhir abad 19. Low sendiri telah mempublikasikan manuskrip Melayu itu pada 1880. Manuskrip-manuskrip sebelumnya tentang subjek sama yang dipublikasikan Amin Sweeney pada 1968.
Brunei, disebut juga Bruni atau Berunai dalam catatan Melayu, adalah salah satu kerajaan besar di pesisir utara Pulau Kalimantan. Sebutan Kalimantan adalah nama modern pulau ini. Sebelum bangsa-bangsa Eropa sampai ke Asia Tenggara, Kerajaan Bruni wilayahnya lebih luas dari yang kemudian menjadi Negara Brunei Darussalam sekarang ini.
Sumber: Wikimedia Commons
Satu peristiwa penting yang didapat dari studi manuskrip di atas adalah terbaginya Kerajaan Brunei menjadi dua kalangan setelah perang saudara. Kematian Sultan Muhammad Ali di akhir abad 17, menandai perpecahan Brunei. Kalangan pertama disebut sebagai keturunan Raja Pulau, sedangkan kalangan kedua disebut sebagai keturunan Raja Brunei.
ADVERTISEMENT
Low adalah seorang naturalis dan penjelajah Borneo yang disegani. Dia pertama kali datang di Sarawak antara 1843 atau 1844 dan tinggal di Borneo selama lebih dari 30 tahun. Low juga sangat tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Melayu. Saat berada di Labuan, Low berhasil mengumpulkan salinan naskah-naskah kuno Kerajaan Brunei. Setelah dia pindah ke Perak pada 1880, naskah-naskah itu baru dia publikasikan.
Ada lima kumpulan naskah yang dipublikasikan olehnya. Yang pertama adalah terjemahan Inggris atas Silsilah Raja-raja Brunei. Disusul yang kedua, Catatan atas Sejarah Sultan-sultan Brunei dan keturunannya dari Sultan Abdul Kahar hingga Sultan Abdul Jalil-ul-Jebar. Yang ketiga dan keempat adalah, Daftar Penguasa Islam (Mohamedan) Brunei beserta referensinya. Sedangkan yang kelima adalah Terjemahan dan Transkripsi Prasasti Sejarah.
Sumber: Wikimedia Commons
Prasasti yang diterjemahkan Low adalah Batu Tarsilah yang berada di makam Sultan Jamalul Alam di Makam Damit atau makam kecil yang berada di Bukit Panggal. Karena sesuatu dan lain hal, Low tidak mengungkapkan siapa sumber utama naskah-naskah yang dia publikasikan. Walaupun demikian berdasarkan perbandingan catatan kaki dari berbagai referensi yang ada di dokumen itu muncul nama Pengiran Kasuma, yakni orang yang memberikan naskah "Silsilah" kepada Low.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang menarik dari naskah kuno ini adalah penjelasan tentang leluhur kesultanan Brunei tanpa menyertakan hal-hal mitologis. Tidak adanya hal-hal mitologis dalam naskah-naskah silsilah kerajaan Brunei salah satunya adalah karena perkembangan Islam.
Sumber artikel: indonesia.go.id