Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Elagabalus dan Kegilaan Kaisar Romawi
28 Januari 2019 17:08 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika berbicara mengenai kaisar Romawi yang cukup gila ketika berkuasa, bayangan kita pasti akan mengarah kepada sosok Caligula. Kaisar yang menaiki takhta dengan cara curang itu memerintah dengan peraturan-peraturan yang tidak wajar, yang semuanya didasarkan pada hasrat pribadinya karena ia menganggap dirinya sebagai utusan para dewa.
Namun Caligula hanyalah satu dari sejumlah kaisar Roma yang memiliki sifat aneh seperti itu. Kaisar lain yang sangat terkenal karena merasa dirinya setengah dewa adalah Marcus Aurelius Antoninus.
ADVERTISEMENT
Saat naik takhta pada 218 SM, Marcus Aurelius Antoninus mengambil nama “Elagabalus”, dewa matahari yang dipuja oleh rakyat kota Emesa di Suriah. Kaisar baru itu menganggap orang-orang Romawi berpikiran tradisional, sehingga ia merasa perlu memperkenalkan dewa asing itu sebagai agama baru di Roma.
Elagabalus bahkan memaksa untuk menikahi salah seorang Perawan Vestal Roma, yang dianggap suci karena harus mengabdikan dirinya pada dewa di kuil. Namun Elagabalus tidak menghiraukannya karena merasa dirinya sebagai titisan dewa yang pantas dilayani oleh para Perawan Vestal.
Selama berkusa, Elagabalus pernah terlibat dalam beberapa skandal yang menggemparkan Roma. Salah satunya, kisah homoseksualnya dengan Hierocles, seorang kusir kereta kuda istana.
Kelakuan Elagabalus semakin tidak wajar setelah mengumumkan dirinya ingin menjadi seorang perempuan, dengan cara memutilasi alat kelaminya. Hal itu tentu membuat rakyat Romawi yang dipimpinnya sangat terkejut.
ADVERTISEMENT
Elagabalus menjadi satu-satunya penguasa dalam sejarah yang terang-terangan mempertimbangkan perubahan jenis kelamin tersebut, dan mungkin ia adalah seorang transeksual pertama yang tercatat.
Kisah yang lebih menakjubkan dari Elagabalus adalah ketika ia membuat para tamunya kehabisan nafas dalam sebuah jamuan makan malam, dengan cara menaburkan gunugan kelopak mawar dari langit-langit ruang jamuan.
Pada tahun 222, Elagabalus melakukan percobaan pembunuhan terhadap sepupu sekaligus pewarisnya, Alexander, yang terpaksa diadopsi oleh Elagabalus atas perintah neneknya.
Percobaan pembunuhan itu dilakukan untuk mengamankan posisinya sebagai kaisar Roma, mengingat Alexander memiliki dukungan yang lebih besar dibandingkan dengan dirinya.
Namun usaha itu gagal, dan sebagai gantinya Elagabalus, serta ibunya, dibunuh di dalam toilet istana oleh orang suruhan para suksesor Alexander. Jenazah keduanya kemudian dibuang ke Sungai Tiber, dan diketahui tidak ada seorang pun yang mencoba mencari keberadaan mayat mereka. Dengan kematian Elagabalus, Alexander pun otomatis dinyatakan sebagai kaisar baru Roma.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Caligula, Elagabalus mewarisi takhta kerajaan tanpa memiliki pengalaman yang baik di dalam politik ataupun militer. Hal itulah yang mungkin menjadi pemicu terjadinya keganjilan dalam kekuasaannya karena mental yang mereka miliki tidak terasah dengan baik di dalam pemerintahan sebelumnya.
Sumber: Montefiore, Simon Sebag. 2012. Tokoh Kontroversial Dunia. Jakarta : Penerbit Erlangga
.