Kisah Minuman Coca Cola Saat Pertama Kali Dijual dalam Botol Kaca

Sumber: Wikimedia Commons

Pada 12 Maret 127 tahun yang lalu, minuman ringan Coca-Cola dijual di dalam kemasan botol kaca untuk pertama kalinya. Sebelum itu sejak penciptaannya pada 1886, Coca-Cola yang juga dikenali sebagai Coke dijual dalam bentuk minuman air pancuran (fountain drink).

Coca Cola Awalnya dikembangkan sebagai pengganti morfin non-adiktif, kemudian dipasarkan sebagai "minuman temperance" non-alkohol. Coca-Cola ditemukan oleh John Pemberton, seorang apoteker di Columbus,negara bagian Georgia, pada tahun 1886. Minuman ini cepat sekali populer di seluruh wilayah dan hak atas merek kemudian diberikan kepada Asa Griggs Candler.

Sumber: Wikimedia Commons

Keponakan Candler telah menyarankan bahwa menjual minuman dalam botol bisa sangat meningkatkan penjualan, tetapi Griggs tampaknya tidak tertarik. Orang pertama yang "membotolkan" Coke adalah Joseph A. Biedenharn, pemilik toko permen di Vicksburg, Mississippi. Joseph yakin bahwa botol dapat meningkatkan penjualan, ia kemudian memasukkan minuman tersebut ke dalam botol Hutchinson. Botol tersebut adalah botol kaca yang umum dan dapat digunakan kembali yang tidak memiliki kemiripan dengan botol Coke modern.

Sumber: Wikimedia Commons

Lima tahun kemudian, Candler akhirnya menjual hak pembotolan nasional ke Coke, namun tidak termasuk hak izin untuk membotolkan minuman di Vicksburg. Candler masih yakin bahwa minuman dalam botol tidak akan menjadi sumber pendapatan utama. Candler menjual hak pembotolan itu seharga satu dolar.

Kontrak tersebut menetapkan bahwa sebotol Coke akan berharga 5 sen dan tidak memiliki tanggal kadaluarsa. Pengawasan hukum mengakibatkan harga jual botol Coke tetap sama sampai tahun 1959. Pada tahun 1915, kemasan botol Coke mendapat desain baru yang sangat khas sehingga orang bisa mengenalinya jika benda itu botol minuman Coke yang ikonik. Desain botol Coke yang unik diproduksi oleh Root Glass Company of Terre Haute di Indiana sebagaimana yang kita kenal sekarang.

Sumber: history.com