Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Pengorbanan Raja Mughal di Balik Kemegahan Taj Mahal
15 November 2018 14:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bentuk cinta seorang penguasa India abad ke-17 diabadikan menjadi salah satu bangunan paling megah di dunia. Adalah Shah Jahan dan Mumtaz Mahal, yang berhasil melambangkan kisah romansa indah mereka hingga akhirnya dapat dikenang dan menjadi perwujudan cinta yang abadi.
ADVERTISEMENT
Shah Jahan dilahirkan di wilayah yang kini bernama Pakistan sekitar tahun 1592. Ia merupakan putra ke-3 dari Kaisar Mughal, atau dikenal juga dengan Jahangir. Shah Jahan meninggalkan istana ayahnya pada 1622 untuk mencari dukungan dari penguasa lain agar ia mampu mengalahkan saudara-saudaranya dalam perebutan kekuasaan di Mughal.
Tahun 1612, Shah Jahan menikah dengan Arjumand Banu Begum, yang dikenal juga sebagai Mumtaz Mahal. Keduanya amat saling mencintai, dan pernikahan mereka berlangsung selama 18 tahun dengan dikaruniai 14 orang anak.
Ketika ayahnya tutup usia, Shah Jahan kembali ke istana, dan mulai menjalankan rencananya menduduki takhta. Ia menyuruh sekolompok orang untuk membunuh semua saudara laki-lakinya, sehingga ia dapat menjadi pewaris tunggal. Shah Jahan lalu menetapkan dirinya sebagai Kaisar Mughal pada Februari 1628.
Shah Jahan dan Mumtaz Mahal nyaris tidak pernah terpisahkan. Istrinya selalu menemani dalam setiap aksi militer dan turut memengaruhi minat Shah Jahan terhadap seni maupun arsitektur. Sebelum kematiannya, Mumtaz Mahal pernah meminta kepada suaminya untuk membangun sebuah monumen sebagai lambang cinta mereka, seumpama istrinya itu meninggal terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Tahun 1631, Mumtaz Mahal meninggal dunia ketika melahirkan anak yang ke-14. Shah Jahan dirundung duka yang amat dalam, hingga ia memilih untuk berdiam diri selama berminggu-minggu setelah kematian istrinya itu.
Ketika ia muncul kembali di hadapan rakyatnya, sebagian warna rambutnya sudah berubah putih, dan ia membutuhkan kacamata untuk melihat jauh. Shah Jahan bahkan berpikir untuk turun takhta karena merasa tidak sanggup tanpa kehadiran istrinya.
Akan tetapi, mengingat janjinya untuk membangun sebuah monumen bagi istrinya, Shah Jahan berhasil bangkit dan menghabiskan waktunya untuk membuat arsitektur bangunan yang sekarang dianggap sebagai salah satu bangunan paling megah dan indah di dunia, yaitu Taj Mahal.
Didesain sedemikian rupa, sehingga bangunan itu dianggap oleh seniman dan arsitek modern sebagai bangunan yang sangat baik dan proporsional. Taj Mahal dibangun di tepi Sungai Jumna di Kota Agra, India. Batu pualam putih dan batu-batu mulia mendominasi bagian-bagian bangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Material Taj Mahal itu diambil dari berbagai tempat di Asia. Pembangunan Taj Mahal membutuhkan waktu selama 22 tahun yang terdiri dari 20.000 pekerja, hingga akhirnya tercipta sebuah karya agung arsitektur, yang menggabungkan aspek-aspek terbaik gaya Hindu dan Islam.
Setelah pembangunan Taj Mahal selesai, Shah Jahan berencana membangun sebuah bangunan kembarannya, yang terbuat dari batu pualam hitam tidak jauh dari lokasi utama. Bangunan baru itu dimaksudkan untuk dijadikan makam bagi dirinya. Namun sebelum rencananya itu dijalankan, putranya, Aurangzeb, merebut takhta Mughal pada 1658.
Shah Jahan pun dipenjarakan oleh anaknya sendiri di Agra Fort, tempat di mana ia dapat memandang Taj Mahal sampai akhir hayatnya, tahun 1666. Shah Jahan lalu dimakamkan di samping istrinya di Taj Mahal.
ADVERTISEMENT
***
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2005. 100 Hubungan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang: Karisma
Foto: Wikimedia Commons