Konten dari Pengguna

Kisah Perang antara Johor dan Jambi dalam Sastra Sejarah Melayu

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
22 November 2020 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi naskah Melayu. Sumber: roots.gov.sg
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi naskah Melayu. Sumber: roots.gov.sg
ADVERTISEMENT
Dalam sastra sejarah Melayu, hikayat biasanya dimulakan dengan cerita-cerita rakyat, dongeng dan mitos. Namun dalam Hikayat Negeri Johor tidak, ia memasuki zaman baru dalam penulisan sastra sejarah. Hikayat ini dimulai dengan suatu kejadian sejarah yaitu Johor dikalahkan oleh Jambi.
ADVERTISEMENT
Puncak dari peperangan ini adalah ketika bendahara Johor berselisih paham dengan laksmana paduka raja. Laksmana ingin menambah pengaruhnya dan menambah luas pengaruhnya serta mempersilakan putrinya untuk disunting oleh baginda. Tetapi baginda memutuskan hubungannya dengan putri Jambi. Raja Jambi merasa dihina dan menyerang Johor. Maka, terjadilah peperangan yang menyebabkan Johor kalah perang.
Ilustrasi naskah Melayu. Sumber: roots.gov.sg
Hikayat yang merupakan catatan sejarah ini setiap peristiwanya dicatat dan diberi tarikh yang tepat. Namun, kadang-kadang ada peristiwa yang tidak terlalu penting dan tidak berhubungan dengan peristiwa yang lain juga dicatat. Ini adalah satu ciri penulisan sejarah Bugis yang kemudian berpengaruh sekali dalam sastra sejarah.
Bagi Ismail Hussein, peneliti sastra Melayu, Hikayat Negeri Johor, adalah suatu misnomer yang berarti penamaan kurang tepat. Hikayat ini tidak mengisahkan cerita-cerita raja-raja Johor tetapi cerita-cerita Bugis di Riau.
ADVERTISEMENT
Hanya permulaan hikayatnya saja yang ada cerita mengenai Johor, namun itu hanya sebagai latar belakang saja. Menurut Hussein, judul yang lebih tepat mungkin adalah Sejarah Sultan di Teluk Ketapang. Hal ini karena naskah yang ditelitinya dimulai dengan kalimat "Inilah sejarah Sultan di Teluk Ketapang".
Ilustrasi naskah Melayu. Sumber: roots.gov.sg
Sultan di Teluk Ketapang ini tak lain adalah Raja Haji. Sebagian besar isi hikayat adalah mengenai Raja Haji yang pada zamannya raja-raja Bugis berjaya di Semenanjung Melayu.
Setelah kematiannya, pengaruh raja-raja Bugis pun memudar. Namun masih meninggalkan pengaruhnya di Selangor karena ada bagian-bagian dalam hikayat ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Selangor. Yang menarik adalah salah satu versi naskah hikayat ini yang dianggap paling sempurna adalah yang tertulis di Riau, mungkin ditulis oleh Raja Ali atau seorang pujangga atas perintahnya.
ADVERTISEMENT
Sumber: Liaw Yock Fang (ed.Riris K. Toha-Sarumpaet. 2016. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.