Yustinianus I dan Upaya Kodifikasi Hukum Romawi Abad ke-6

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2018 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama memerintah hampir 40 tahun lamanya, Kaisar Yustinianus I melakukan perubahan yang sangat besar di Kekaisaran Bizantium dengan memperkuat dan memperbesar wilayah kekuasaannya. Selain itu, Yustinianus juga dikenal sebagai kaisar yang berjasa mengkodifikasikan semua hukum Romawi.
ADVERTISEMENT
Dilahirkan di dalam sebuah keluarga petani, di suatu tempat yang sekarang masuk wilayah Turki, Yustinianus dibawa oleh pamannya ke Konstantinopel. Saat itu pamannya, Yustinus, memegang komando pasukan pengawal Kaisar Bizantium, Leo I.
Selama di sana, Yustinianus muda mendapat pendidikan yang cukup baik dalam kemiliteran, termasuk mempelajari bahasa Yunani dan Latin. Ketika pamannya menduduki takhta kekaisaran, Yustinianus diangkat sebagai penasihat kerajaan. Yustinus lalu mengangkat Yustinianus sebagai pewaris takhtanya, setelah secara legal mengadopsinya.
Tahun 527, ketika Yustinus wafat, Yustinianus diangkat menjadi kaisar Bizantium, dan istrinya, Theodora, menjadi ratu sekaligus penasihat kaisar. Segera setelah menduduki takhta, Yustinianus melakukan perubahan-perubahan besar untuk administratif kekaisaran. Namun kebijakannya itu cukup menyengsarakan rakyatnya akibat peningkatan pendapatan negara untuk berbagai urusannya.
ADVERTISEMENT
Beban dari kebijakan pajak pemerintah yang diterima oleh rakyat Bizantium mendapat pertentangan dari beberapa sekte Kristen di sana. Puncaknya, kekacauan besar menyebar luas di wilayah Konstantinopel pada 532. Banyak bangunan kota yang hancur dan terbakar, bahkan sebagian bangunan istana mengalami kerusakan parah.
Yustinianus memutuskan untuk meninggalkan istana menuju tempat yang aman. Tetapi Ratu Theodora membujuknya untuk tetap tinggal di istana agar dapat membangun kekuatan baru menyelesaikan kekacauan besar tersebut.
Foto: commons.wikimedia.org
Yustinianus lalu menghimpun kembali pasukannya agar dapat mengendalikan kekacauan. Akhirnya pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, dengan memakan korban lebih dari 30 ribu jiwa. Yustinianus melakukan serangkaian pembangunan pascakerusuhan yang menghancurkan sebagian besar wilayahnya. Sambil ia mencoba untuk mengalihkan perhatiannya menguasai beberapa wilayah di Barat.
ADVERTISEMENT
Yustinianus mempertimbangkan untuk mengambil tanggung jawab penguasa sebelumnya dalam menguasai kembali beberapa provinsi yang dahulu sempat terlepas dari kekaisaran. Selama periode tahun 530 sampai 540, Yustinianus mengirim jenderal-jenderal terbaiknya untuk mendapatkan negeri-negeri di Afrika dari tangan kaum Vandal dan wilayah Italia dari tangan kaum Ostrogoth.
Pada 563, Yustinianus memerintah atas seluruh kekaisaran Romawi dari Konstantinus yang Agung, kecuali Britania, Gaul, dan sebagian Spanyol. Prestasi terbesar dari pemerintahan Yustinianus I adalah berhasil mengkodifikasikan hukum di wilayahnya.
Di bawah pengarahannya, ahli hukum Tribonia mampu menyelesaikan dengan baik kumpulan hukum Romawi yang memakan waktu hampir 10 tahun lamanya, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh pemerintahan lainnya dan mempengaruhi sejarah perundang-undangan setelahnya.
Selama masa pemerintahannya, Theodora diberikan hak yang cukup besar untuk memperluas pengaruhnya. Sang ratu mengabdikan dirinya pada kegiatan-kegiatan sosial, khususnya bagi kaum perempuan dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Di bawah pimpinannya, para perempuan yang diceraikan mendapat hak yang lebih besar dan anak-anak dilarang untuk dijual demi kepentingan orang tuanya.
Sumber: Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 Pemimpin Dunia yang Berepngaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang: Karisma